“The Belt and Road Initiative” adalah strategi dan kerangka pembangunan yang diusulkan Negara Cina, untuk memungkinkan lebih banyak investasi dan kerja sama ekonomi dalam sistem “Silk Road Economic Belt and 21st-century Maritime Silk Road” atau yang dikenal dengan “Jalur Sutra Maritim”.
Terkait hal itu, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Hermanto Dardak memaparkan bahwa Indonesia yang merupakan bagian dari Jalur Sutra Maritim dari abad ke-21, sehingga dapat memanfaatkan kapasitas yang dimiliki oleh Cina.
Saat ini, menurut Dardak, Indonesia sedang melakukan pengembangan besar-besaran di bidang infrastruktur untuk mendukung sektor industri, pariwisata dan kegiatan lainnya. Hal ini dinyatakannya saat berbicara mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam diskusi “Belt & Road – How Indonesia Can Benefit” di Jakarta, Rabu (27/1).
Diskusi yang mengambil tema Pengembangan Proyek Jalur Sutra Maritim melalui Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dalam Peningkatan Kerjasama, Investasi dan Transfer Teknologi Industri, Sumber Daya Kelautan, Pertambangan dan Agro Bisnis ini diselenggarakan Lembaga Kerjasama Ekonomi, Sosial dan Budaya Indonesia Tiongkok. Kegiatan ini dihadiri beberapa kalangan salah satunya Perwakilan Kedutaan Cina dan Head of Association of Indonesia – China Economic, Social And Cultural Cooperation.
Lebih lanjut Dardak menyatakan bahwa diskusi ini dapat memacu pertumbuhan ekonomi di Asia melalui Bidang Bina Marga yakni berupa jalan tol dengan mempercepat aliran perdagangan dan meningkatkan pembangunan infrastruktur. ”Dalam perspektif regional, pelabuhan berfungsi untuk perdagangan internasional, sementara jalan tol dan kereta api menjadi tulang punggung untuk transportasi darat,” tuturnya.
Dardak berharap diskusi ini dapat membuka peluang investasi dan manfaat lebih banyak, baik dari segi kerjasama, ekonomi, maupun transfer ilmu teknologi. Ia juga mengakui sampai saat ini Cina merupakan salah satu negara yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya jumlah investasi di sektor riil dan infrastruktur.
“Dalam lingkup pekerjaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan, Cina telah memberikan kontribusi banyak dalam proyek-proyek infrastruktur, termasuk jalan tol , jembatan dan bendungan, antara lain Dam Jatigede di Jawa Barat dan Jembatan Suramadu di Jawa Timur,” jelas Dardak.
Data realisasi investasi terbaru dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada tahun 2015 menunjukkan, bahwa Cina berada di posisi kesembilan dengan peningkatan 47 persen year-on-year (YoY). Angka ini merupakan pertumbuhan tertinggi dalam sejarah. (ini)