Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun ini merencanakan fokus pengembangan infrastruktur PUPR terhadap empat Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dari 12 KSPN yang juga terus dikembangkan. Keempat KSPN tersebut urutannya, Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo.
Demikian diungkapkan Kepala BPIW Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono saat jumpa pers di arena PUPR 4.0 Expo, Jakarta, akhir pekan lalu.
Ia merinci, 12 KSPN tersebut Danau Toba, Tanjung Kelayang, Mandeh, Tanjung Lesung, Pulau Seribu, Bromo-Tengger-Semeru, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Toraja, Morotai dan Wakatobi.
Menurut Hadi, empat KSPN menjadi fokus pengembangan karena tren turis yang terus meningkat. Selain itu, mempunyai potensi lebih efisien untuk dikembangkan. “Artinya dengan investasi lebih efisien, potensi ekonominya bisa lebih cepat berkembang,” ungkap Hadi.
KSPN merupakan satu dari sekian tema kawasan yang mendapat dukungan pengembangan infrastruktur PUPR. "Kawasan lain yang mendapat dukungan infrastruktur PUPR, yakni Kawasan Industri, Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Industri, Kawasan Perkotaan dan lainnya," terangnya.
Menurut Hadi, dukungan pengembangan infrastruktur di 12 KSPN merupakan upaya pemerintah menjadikan 12 KSPN tersebut menjadi “Bali Baru”. "Tujuannnya dengan peningkatan kualitas sarana dan prasarana di 12 KPSN, diharapkan membuat lama tinggal wisatawan semakin bertambah," ungkap Hadi.
Ia menambahkan, semakin lama wisatawan tinggal sehingga membuat belanja yang dilakukan wisatawan akan lebih besar. Artinya, potensi devisa dan pertumbuhan ekonomi akan semakin lebih tinggi.
Hadi juga mencontohkan, untuk pengembangan KSPN Danau Toba, Kementerian PUPR telah meningkatkan infrastruktur berupa akses dari Bandara Silangit. “Baik jalan lingkar luar maupun lingkar dalam Danau Toba, termasuk melakukan pengerukan alur sungai, serta akan membangun Jembatan Tano Ponggol,” terangnya.
Selain itu, pada ruas jalan nasional akan dibangun Rest Area Terpadu. Tepatnya, di Lumban Pea dan Lumban Julu.
Kemudian pengembangan di KSPN Borobudur, ungkap Hadi, Kementerian PUPR akan melakukan penataan kawasan di sejumlah destinasi wisata seperti kawasan Candi Mendut, Candi Pawon, dan Puthuk Setumbu. Selain itu juga dilakukan peningkatan akses jalan dari Bandara baru di Kulonprogo.
Adapun untuk KSPN Mandalika, lanjut Hadi, Kementerian PUPR telah melakukan penataan kawasan di Desa Kuta dengan memperbaiki 6 ruas jalan lingkungan, pedestrian, saluran drainase, Ruang Terbuka Publik (RTP) dan lainnya.
“Kementerian PUPR juga membantu menyediakan hunian layak bagi MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah,-red) melalui program rumah swadaya di Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 200 unit. Dengan harapan selanjutnya bisa dikembangkan sebagai home stay bagi turis yang ingin merasakan tinggal di permukiman penduduk lokal,” ungkap Hadi.
“Untuk pengembangan KSPN Labuan Bajo, dilakukan penataan Kampung Ujung yang menjadi hub untuk menyeberang ke Pulau Komodo,” terangnya. Di kawasan tersebut dibangun juga pusat wisata kuliner yang dilengkapi dengan jalan lingkungan yang rapi, drainase yang memadai dan program lainnya.
Hadi juga memastikan dalam perencanaan pengembangan infrastruktur di KSPN, BPIW selalu memperhatikan peta rawan bencana. Termasuk, masukan lainnya Badan Geologi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Sementara itu, Kepala Balai Litbang Perkerasan Jalan Balibang, Johannes Ronny mengatakan, penggunaan aspal plastik maupun aspal karet saat ini masih terbatas. “Meskipun kualitas aspal campuran tersebut, memiliki kualitas lebih baik dibandingkan aspal biasa.” terangnya.
Ia mengakui, penggunaan aspal plastik dan aspal karet selama ini baru sebatas pada tahap uji coba. Hanya saja, saat diperlukan untuk pembangunan infrastruktur skala besar, seperti bandara, pelabuhan dan jalan tol, kedua jenis aspal tersebut sudah dapat digunakan.
Menurut Roni, penggunaan aspal campuran memang bukan tanpa persoalan, khususnya untuk aspal campuran plastik. “Sesuai rekomendasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hanya sampah plastik kresek yang bisa digunakan sebagai bahan campuran aspal tersebut, padahal untuk limbah kantong kresek itu memang jumlahnya belum terlalu banyak, sehingga akan sulit untuk kebutuhan yang masal,” jelasnya.
Pada jumpa pers tersebut hadir puluhan wartawan dari media nasional dari media cetak, online dan eletronik.(tim/BPIW)