Generasi muda atau millennial memiliki peranan penting dalam pembangunan infrastruktur di era industri 4.0. Generasi muda dengan keahlian khusus di berbagai bidang saat ini sangat dibutuhkan sebagai sumber daya manusia (SDM) dalam mempercepat pencapai sasaran pekerjaan infrastruktur PUPR.
Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono dalam Forum Diskusi PUPR 4.0 Expo yang bertajuk "Peran Generasi Muda dan Kampus dalam Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Infrastruktur PUPR" di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (13/2).
Forum diskusi tersebut menghadirkan narasumber Pakar Perkotaan, Nirwono Yoga yang dipandu moderator komedian, Ronal Surapradja. Jalan diskusi dibawakan serius tapi santai ini mengalir yang kerap diwarnai gelak tawa.
Menurut Hadi, generasi muda saat ini sangat identik dengan wawasan luas, kritis dan akrab dengan perkembangan teknologi yang dapat membantu peningkatan kinerja.
"Kemampuan generasi muda dengan energi yang melimpah, diharapkan dapat berkontribusi positif pada persoalan bangsa dan negara pada era industri 4.0, khusunya infrastuktur," ungkap Hadi.
Lebih lanjut, Hadi menuturkan, BPIW dalam mengisi era 4.0 melakukan inovasi dengan menciptakan sistem informasi atau aplikasi. Produk aplikasi yang dipamerkan pada PUPR Expo 4.0 ini, yakni Sibas Ripi atau Sistem Informasi Database Online Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR. "Kemudian, Sipro atau Sistem Informasi Pemrograman," katanya.
Ia menambahkan, ada juga Simonah atau Sistem Monitoring Pengadaan Tanah serta Bank Data BPIW. Menurutnya, keempat aplikasi itu merupakan alat bantu dalam bentuk komputerisisi yang dapat memberikan nilai tambah dalam menyusun produk perencanaan infrastruktur PUPR.
"Tugas generasi muda dan kampus, diharapkan dapat turut berkreasi dan mengkoreksi sistem yang ada agar dapat semakin disempurnakan,” ungkap Hadi. Ia menambahkan, aplikasi yang ada juga dapat dimanfaatkan sebagai media interaksi antara kalangan kampus dan BPIW dalam rangka menyusun perencanaan pengembangan wilayah yang lebih berkualitas,” ujar Hadi.
Di tempat sama, Pakar Perkotaan, Nirwono Yoga menjelaskan, generasi muda dan kalangan kampus saat ini memiliki ruang yang lebar dalam menentukan pengembangan wilayah ke depan. Pasalnya, era pemerintahan saat ini sudah jauh beda dari era sebelumnya dampak dari perkembangan sistem informasi.
“Akses informasi mengenai pembangunan infrastruktur PUPR saat ini sudah sangat terbuka dan bisa dilihat melalui berbagai media sosial. Terlebih, infrastruktur yang dilaksanakan hari ini dampaknya akan sangat dirasakan masyarakat pada 5 hingga 10 tahun yang akan datang, sehingga generasi muda dan kalangan kampus memiliki tanggungjawab dalam pengembangannya,” terang Nirwono.
Untuk itu, lanjutnya, kalangan kampus perlu sebisa mungkin mengkomunikasikan hasil kajian dalam sektor infrastruktur, agar perencanaan dan pembangunannya dapat memenuhi harapan masyarakat luas.
Selain itu, Nirwono juga menilai, pemerintahan di berbagai tingkat saat ini harus smart dalam mengkomunikasikan rencana pembangunannya. “Saat ini kanal informasi sudah sangat berkembang cepat, sehingga perlu pintar-pintar memilih media dalam menyampaikan pesan. Misalnya memilih instagram, line, twiter dan lainnya dalam flatform media sosial,” terangnya.
Menurutnya, tak cukup harus cermat dalam milih media sosial, namun juga strategi penyampaiannya perlu semakin mengikuti perkembangan zaman agar bisa tepat sasaran.
Forum diskusi ini digelar dalam rangka mengisi rangkaian acara PUPR 4.0 Expo yang bertujuan untuk menampilkan dan mengevaluasi berbagai sistem informasi dan teknologi yang digunakan Kementerian PUPR dalam pembangunan infrastruktur.
Hadir berbagai kalangan kampus dalam acara tersebut, seperti dosen dan mahasiswa Universitas Padjajaran (Unpas), Bandung, Universitas Islam Bandung (Unisba) Bandung, Univeritas Pancasila, Jakarta, Institut Teknologi Indonesia (ITI), Tangerang, Universitas Taruma Negara (Untar), Jakarta, serta Universitas Trisaksti (Usakti), Jakarta. (tim/infoBPIW)