Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR menggelar diskusi melalui video conference (vicon) terkait Desain dan Rencana Pengembangan Kawasan Borobudur sebagai warisan heritage dunia, Kamis, 14 Mei 2020.
Dalam kegiatan itu Kepala BPIW Hadi Sucahyono memastikan bahwa disain penataan dan rencana pengembangan kawasan Borobudur tidak akan merusak cagar budaya dunia tersebut.
Hal itu dikatakan Hadi menanggapi pernyataan Spesialis Program untuk Budaya United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) Moe Chiba yang turut mengikuti vicon tersebut.
Menurut Moe Chiba penataan Borobudur harus menjaga kondisinya yang merupakan cagar budaya. Untuk itu ia meminta agar disain penataan dan rencana pengembangan Borobudur mengacu pada Konvensi tentang Perlindungan Warisan Budaya dan Alam Dunia atau World Heritage Convention, tahun 1972.
Lebih lanjut Hadi menyatakan penyusunan Integrated Tourism Master Plan (ITMP) yang dilakukan BPIW juga akan memperhatikan masukan dari UNESCO. “Kita mempersiapkan dokumen ITMP ini selama setahun dan prosesnya melibatkan semua pihak,” tutur Hadi.
Vicon ini juga diikuti Bertine dari Bank Dunia. Pada kesempatan itu Bertine menyatakan bahwa Borobudur merupakan aset yang dimiliki Indonesia. Sudah seharusnya memang perlu dijaga dan terus dilestarikan. Oleh karenanya ia sepakat bahwa disain penataan Borobudur disesuaikan dengan saran dari UNESCO.
Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis BPIW Kuswardono memastikan detail masalah disain penataan ini akan dibicarakan lebih lebih lanjut minggu depan. Hal ini untuk memastikan disain penataan Borobudur tidak menganggu kondisi heritage dunia tersebut.
Kegiatan ini juga diikuti Ketua Tim Pemantauan dan Evaluasi Proyek Strategis Nasional (TPE-PSN) dan Ketua Central Project Monitoring Unit-Indonesia Tourism Development Project (CPMU-ITDP) Kementerian PUPR Taufik Widjoyono dan pejabat dari Ditjen Cipta Karya. (Hen/infobpiw)