Tim Pelaksana Program Pengembangan Pariwisata yang Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB) melakukan Courtesy Meeting, Rabu, 16 Desember 2020. Kegiatan tersebut menghadirkan Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi melalui video conference. Pembahasan terkait pengembangan pariwisata di Sulawesi Tengah terutama kawasan Wakatobi.
Dalam kegiatan ini Kementerian PUPR melalui Kepala BPIW Hadi Sucahyono memaparkan mengenai Integrated Tourism Master Plan (ITMP). Sebelumnya ITMP telah disusun BPIW untuk kawasan Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika- Lombok (Nusa Tenggara Barat), dan Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur). Setelah empat kawasan pariwisata tersebut, ITMP juga akan dilakukan di kawasan Wakatobi (Sulawesi Tengah).
Hadi menjelaskan ada empat komponen yang disusun dalam ITMP, yakni pertama, komponen aspek kelembagaan. Komponen yang kedua adalah aspek infrastruktur khususnya infrastruktur jalan dan infrastrukur dasar seperti air minum dan sanitasi. Komponen ketiga terkait tugas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata. Sedangkan komponen keempat dalam ITMP adalah promosi yang dilakukan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Menurut Hadi ITMP dan pengembangan pariwisata terutama di Wakatobi dilakukan bersama-sama beberapa instansi yakni Kementerian PPN/Bappenas, Kemenparekraf, Kementerian PUPR, dan BPKM. “Dukungan pengembangan pariwisata di kawasan Wakatobi melalui ITMP ini untuk meningkatkan jumlah wisatawan, meningkatkan pengeluaran wisatawan untuk Wakatobi agar menghidupkan ekonomi lokal, dan untuk juga penyediaan lapangan kerja baru,” tuturnya.
Dalam penyusunan ITMP ini menurut Hadi BPIW mengacu pada Rencana Induk Pariwisata Nasional dan juga dari Peraturan Daerah (Perda) yang terkait pengembangan pariwisata di daerah tersebut.
Menanggapi hal itu Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi menginginkan agar kawasan Labingki dimasukkan dalam perencanaan dan pemrograman pengembangan kawasan pariwisata, termasuk dukungan infrastruktur sektor PUPR.
Ia menilai areal pantai dan sekitarnya di kawasan tersebut memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan untuk menarik wisatawan, terutama dari mancanegara. “Pantainya tidak kalah dengan Raja Ampat dan Labuan Bajo. Jadi kalau potensinya tidak kita angkat, jadi rugi, karena sangat bisa diintegrasikan dengan kawasan lain sekitarnya, ”ungkapnya. Ali juga menyatakan tidak hanya Wakatobi, tujuh kabupaten/kota lainnya bisa dijangkau untuk kawasan pariwisata.
Selain dari pejabat di BPIW, rapat ini dihadiri juga oleh Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas, Rudy Soeprihadi Prawiradinata, Staf Ahli Menteri Kementerian PPN/Bappenas Bidang Pengembangan Sektor Unggulan dan Infrastruktur Amalia Adninggar Widyasanti, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf Kurieni Ukar, dan perwakilan BKPM melalui video conference. (Hen/infobpiw)