BPIW Kementerian PUPR melalui BPIW saat ini sedang menyusun Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Komodo National Park Labuan Bajo. Penyusunan ITMP tersebut merupakan bagian dari kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Bank Dunia dan Sustainable Tourism Development Multi Donor Trust Fund (STD MDTF) dalam proyek Integrated Tourism Development Project (ITDP).
Kepala BPIW Rachman Arief Dienaputra mengatakan ITMP disusun untuk mendukung pengembangan pariwisata di kawasan tersebut, sehingga diharapkan jumlah wisatawan meningkat. Meski master plan atau rencana induk yang terintegrasi baru disusun, namun menurut Rachman pembangunan infrastruktur PUPR sudah berjalan di Labuan Bajo. Sehubungan dengan itu ia mengatakan sudah semestinya ITMP yang sedang dibuat dapat menyesuaikan pembangunan infrastruktur yang sudah berjalan.
“Bila Infrastruktur PUPR yang sudah ada dijadikan baseline dalam penyusunan ITMP itu merupakan langkah yang tepat,” ujarnya saat Rapat Koordinasi dan Pembahasan Draft Inception ITMP Komodo National Park-Labuan Bajo melalui video conference, Selasa, 21 September 2021.
Pengembangan pariwisata yang didukung pembangunan infrastruktur PUPR menurut Rachman juga harus dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat sekitar, sehingga masyarakat tidak menjadi penonton saat pariwisata di daerahnya berkembang pesat.
Salah satu dampak positif bagi masyarakat yang diharapkan dari pengembangan pariwisata adalah berkembangnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan tersedianya infrastruktur yang memadai, maka dapat memudahkan UMKM dalam memasarkan produk-produknya kepada wisatawan, terutama wisatawan mancanegara.
Dirjen Cipta Karya Diana Kusumastuti menambahkan direktoratnya sudah melakukan pembangunan infrastruktur di Labuan Bajo, salah satunya di Pulau Rinca. Saat ini pembangunan di pulau tersebut sudah mencapai 90 persen. Disisi lain Diana mengatakan bahwa loan dari Bank Dunia harus dimaksimalkan dengan baik.
Pengembangan pariwisata menurut Deputi Bidang Regional Bappenas Rudy Soeprihadi Prawiradinata tidak bisa dilakukan satu pihak saja, tapi harus dilakukan secara terintegrasi antar Kementerian/Lembaga termasuk juga melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat. Dengan integrasi tersebut, maka pengembangan pariwisata dapat berimplikasi positif bagi pengembangan sektor lain seperti pertanian, peternakan dan perikanan.
Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan penyusunan ITMP harus mengacu pada prinsip Sustainable and Inclusive Tourism atau Pariwisata Berkelanjutan dan Inklusif. Menurutnya pengembangan pariwisata Labuan Bajo harus dapat menyeimbangkan antara misi konservasi memanfaatkan potensi lokal dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah II BPIW Kuswardono yang menjadi moderator kegiatan tersebut juga menyampaikan beberapa poin penting, diantaranya perlunya perhatian daya dukung lingkungan, keterkaitan Labuan Bajo dengan wilayah lain, serta urban design guidelines atau pedoman desain perkotaan.
Kegiatan ini diisi dengan paparan dari tim penyusun ITMP Labuan Bajo yakni Craig Czarny selaku Team Leader dan dibantu anggota tim lainnya, Murti Lestari. Murti menjelaskan, secara garis besar ada empat hal yang akan dilakukan tim nya terkait penyusunan ITMP yakni Perencanaan Pembangunan Regional, Perencanaan Pembangunan untuk Kawasan Prioritas, Perencanaan Investasi dan Finansial, dan Pembangunan Institusi dan Program Pengembangan Kapasitas.
Pertemuan secara virtual itu juga dihadiri perwakilan dari beberapa instansi antara lain Bappeda Manggarai Barat, Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dinas PUPR Nusa Tenggara Timur, dan Badan Otorita Labuan Bajo. (Hen/infobpiw)