Pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat untuk menandatangani perpanjangan kesepakatan kerja sama Memorandum of Cooperation (MoC) on Infrastructure Development Cooperation yang berakhir pada 29 Desember 2019.
Penandatanganan kesepakatan tersebut diwakili oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono dengan Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (MLIT) Jepang, Akaba Kazuyoshi di Gedung Kementerian PUPR, Kamis (26/12/2019). Kesepakatan kerja sama ini berlaku hingga tiga tahun setelah dilakukan penandatanganan.
Pada kesempatan tersebut turut hadir, Sekjen Kementerian PUPR, Anita Firmanti, Kepala BPIW Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono, Inspektur Jenderal Kementerian PUPR, Widiarto, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Sugiyartanto, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Danis H Sumadilaga, Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid, Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin, Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Eko Djoeli Heripoerwanto, dan Plt. Kepala Balitbang Kementerian PUPR, Lukman Hakim.
Kerja sama tersebut meliputi delapan lingkup eksisting, yaitu pengelolaan sumber daya air, pengelolaan air limbah domestik, jalan dan jembatan, bangunan gedung, penyediaan perumahan, pengembangan wilayah dan perkotaan, pengelolaan bencana, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Serta dua lingkup tambahan baru yaitu pembiayaan infrastruktur dan jasa konstruksi.
“Kerja sama yang kita kembangkan ini sesungguhnya merupakan penghubung antara rakyat Jepang dan rakyat Indonesia, sehingga meningkatkan kerja sama, friendship, people to people relationship dengan moto kerja bersama dan maju bersama,” kata Menteri Basuki.
Kemudian, dalam penanganan bencana air Pemerintah Indonesia dan Jepang sedang menjalin kerja sama dalam pencegahan bencana banjir dengan studi bendungan di Bendungan Kedungombo Kabupaten Grobokan dan Bendungan Sutami di Kabupaten Malang. Studi Bendungan Kedungombo dilakukan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) yang akan selesai pada akhir Desember 2019, sedangkan Studi Bendungan Sutami dilakukan oleh MLIT.
Menteri Akaba mengatakan, kehadiran bendungan sangat penting terutama bagi wilayah yang sering terkena bencana banjir seperti di Indonesia dan Jepang. “Di Jepang sudah sulit membangun bendungan baru oleh karena itu kami memanfaatkan bendungan yang ada sebagai pengendali banjir dan sumber tenaga listrik. Saya dengar Pak Basuki tertarik dengan proyek ini, secepatnya akan saya kirim staf ke Indonesia untuk diskusi lebih lanjut,” ucap Menteri Akaba.
Selain itu, Menteri Akaba mengatakan, pihaknya juga sangat berharap jalan akses Patimban dapat selesai tepat waktu karena banyak perusahaan Jepang tertarik untuk memanfaatkan Pelabuhan Patimban sebagai kegiatan ekspor-impor produk.
Menteri Akaba juga menyampaikan rencana pembangunan proyek terowongan di Tol Payakumbuh – Pekanbaru akan menggunakan teknologi dari Jepang. Saat ini JICA tengah melakukan Feasibility Study (FS)-nya. (Mes/Ris/Birkom)