Perkembangan perkotaan yang pesat di dunia termasuk Asia membuat UN Habitat membutuhkan perspektif dan informasi dari perkembangan kota-kota di Indonesia. Keragaman budaya dan alam yang dimiliki Indonesia membuat informasi perkembangan perkotaannya dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan perkotaan di negara lain.
Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hadi Sucahyono saat membuka Rapat Persiapan Penyusunan Buku The State of Indonesian Cities (SOIC) 2019 di Kantor BPIW, Jumat (5/7).
Hadir juga pada rapat tersebut Widyaiswara Kementerian PUPR, Ridho Matari Ichwan, Imam S Ernawi serta jajaran pejabat di lingkungan BPIW.
Untuk itu, ujar Hadi, BPIW perlu menyusun buku SOIC 2019. Buku SOIC 2019 ini merupakan pembaruan dan penajaman dari buku SOIC 2017 yang telah diterbitkan BPIW.
Ia berharap, buku SOIC 2019 diharapkan dapat menjadi sumber referensi kebijakan perkotaan, permukiman dan perumahan serta infrastruktur PUPR bagi para pemangku kebijakan di pusat maupun pemerintah daerah. Termasuk, menjadi sarana informasi terbaru mengenai status kota-kota di Tanah Air.
"Buku ini ditargetkan paling lambat akan launcing pada momentum Hari Bakti (Harbak) PU ke-74. Prinsipnya lebih cepat lebih baik. Artinya, apabila pada Agustus 2019 sudah selesai dapat dilauncing pada peringatan Hari Kemerdekaan," ungkap Hadi.
Hadi menjelaskan, Buku SOIC 2017 perlu dilakukan update (pembaruan,-red) menjadi Buku SOIC 2019, karena kondisi perkotaan yang ada sudah jauh mengalami perkembangan yang pesat dari tahun 2017.
Ia berharap, penulisan buku SOIC 2019 dapat lebih tajam dan detail menggambarkan kondisi terkini dari berbagai aspek perkotaan, termasuk kegiatan mitigasi bencananya.
Sementara itu, Rido Matari Ichwan mengusulkan, pada penyusunan buku SOIC 2019 perlu menampilkan update dan data mendalam terhadap kota yang dibahas. "Termasuk membahas perkembangan kota yang belum termuat dalam SOIC 2017. Seperti kehadiran infrastruktur PUPR baru yang belum termuat pada buku 2017," jelas Rido.
Di tempat sama, Imam S Ernawi mengatakan, tampilan Buku SOIC 2019 perlu lebih menarik dari buku sebelumnya, agar menarik minat untuk dibaca. "Seperti dari layoutnya perlu disisipi infografis yang informatif serta narasinya memakai bahasa populer yang mengalir," terangnya.
Dalam penulisan buku SOIC 2019 ini akan melibatkan berbagai akademisi dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia, mulai dari Pakar Mitigasi Bencana, Pakar Lingkungan, Pakar Geologi, Transportasi dan lainnya. Dalam prosesnya penyusunan buku ini akan melaluli beberapa Focus Group Discussion (FGD) sebagai upaya pengayaan dan pemantapan materi buku.(ris/infoBPIW)