BPIW Susun Master Plan Terkait Lima Kawasan Industri

Layanan Informasi BPIW     |     16 Oct 2023     |     02:10     |     2228
BPIW Susun Master Plan Terkait Lima Kawasan Industri
Kepala BPIW Yudha Mediawan saat memberikan kegiayan

BPIW Kementerian PUPR menggelar rapat di ruang rapat BPIW lantai 2, Senin, 16 Oktober 2023 dalam rangka penyusunan master plan atau rencana induk pengembangan infrastruktur di beberapa kawasan industri (KI) strategis.

Kepala BPIW, Yudha Mediawan mengatakan bahwa BPIW saat ini berfungsi sebagai integrator yang mengintegrasikan semua program infrastruktur di lingkungan Kementerian PUPR. Jadi menurutnya sudah bukan waktunya lagi membangun infrastruktur berdiri sendiri, tapi semua terintegrasi, termasuk membangun kawasan permukiman

 

 “BPIW sekarang menjadi tempat tumpuan Kementerian/Lembaga lain, contohnya terkait daerah otonomi baru dan BPIW diminta untuk tampil di depan,” ujarnya. Berlandaskan arahan Menteri PUPR dan juga Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) usulan Ditjen Cipta Karya, serta usulan penanganan jalan daerah oleh Ditjen Bina Marga, maka lima KI Strategis yang memerlukan kajian atau Master Plan Percepatan Peningkatan Infrastruktur adalah KI Tanah Kuning, KI Weda Bay, KI Morowali, KI Sorowako, dan KI Konawe.

Master plan yang disusun BPIW terhadap lima KI tersebut menurutnya ke depan bisa mewarnai dan memberikan arahan penanganan kawasan itu. “Tentu, ini harus lebih terintegrasi, komprehensif dan juga bukan hanya infrastruktur di Kementerian PUPR saja, tapi dokumen ini menjadi rujukan bagi Kementerian/Lembaga lain,” tuturnya. 

Dokumen perencanaan ini diharapkan terintegrasi dengan rencana tata ruang termasuk dengan dokumen Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah (RPIW) yang telah disusun BPIW. Melalui master plan ini menurutnya merupakan peluang untuk menata kawasan sekitar KI agar tidak tumbuh kawasan permukiman sporadis yang menimbulkan masalah seperti banjir dan kemacetan. “Apalagi Kementerian/Lembaga belum ada yang membuat master plan terkait KI, maka merupakan peluang bagi BPIW menunjukkan eksistensinya,” tuturnya.

Terkait BPIW sebagai integrator, dalam konteks pengembangan infrastruktur KI ini menurut Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional BPIW, Zevi Azzaino perlu dikomunikasikan secara internal dengan Ditjen Sumber Daya Air, Bina Marga, Cipta Karya, dan Perumahan. 

Ia juga menyatakan keterlibatan generasi muda BPIW sangat diperlukan dalam penyusunan master plan tersebut, mengingat generasi muda yang sekarang akan melanjutkan pembangunan infrastruktur di tanah air menuju Indonesia Emas 2045. 

Kepala Bidang Keterpaduan Program Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional, Mangapul L. Nababan berlaku sebagai moderator untuk melanjutkan pembahasan penyusunan masing-masing KI.  

Pembahasan pertama yakni progres penyusunan RPIW Kawasan Prioritas KI Morowali Provinsi Sulawesi Tengah yang disampaikan Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah III.A, Riska Rahmadia.  

Dikatakannya bahwa KI Morowali merupakan salah satu dari 14 KI yang diprioritaskan dalam RPJMN 2015 -2019, diarahkan sebagai industri pengolahan Nikel. Kawasan sekitar KI Morowali merupakan salah satu Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dengan kepentingan ekonomi berupa Kawasan Perkotaan Bahodopi dan sekitarnya berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Morowali 2018-2038. 

Disampaikannya juga terkait skenario pengembangan yakni peningkatan jalan daerah dari kawasan permukiman ke KI sebagai upaya pembagian pergerakan pekerja. Selain itu meningkatkan intensitas kepadatan penduduk di Bahodopi dan peningkatan jalan daerah dari kawasan permukiman di KI. 

Paparan progres master plan KI Teluk Weda Maluku Utara 2024-2034 disampaikan Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah III.B. Sukamto. Menurutnya prospek KI Teluk Weda yang dikelola PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) secara ekonomi sangat strategis untuk memperbanyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Terkait skenario pengembangan wilayah menurut Sukamto ada dua grand strategy yang diusulkan yakni pertama, dukungan infrastruktur kawasan permukiman eksisting sekitar KI dengan mempertimbangkan limitasi kawasan. Grand strategy kedua, pengembangan kota eksisting dan hunian permukiman perkotaan Weda dalam mendukung peningkatan aktifitas KI Teluk Weda. 

Selanjutnya, Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah I.C, Zaldy Sastra memaparkan Rencana Pengembangan Infrastruktur Kawasan Sekitar KI Tanah Kuning di Kalimantan Utara. Kawasan Strategis KI Kuning terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024. 

Kegiatan penggerak ekonomi di kawasan sekitar KI Tanah Kuning yaitu sektor perkebunan dan perikanan. Proses konstruksi KI yang tengah berlangsung mulai berpengaruh pada kegiatan ekonomi masyarakat, seperti tumbuhnya rumah sewa dan kegiatan perdagangan (toko, warung, usaha katering, penjualan air). 

Ia juga menyampaikan beberapa rencana aksi antara lain jaringan air baku yang dibangun/ ditingkatkan di Desa Sajau Hilir dengan kapasitas 7 lt/det dan Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan  kapasitas 3 lt/det di Desa Pura Sajau. (Hen/Tiara)

 

Bagikan / Cetak:

Berita Terkait: