BPIW Meminta Pengembang Jaga Sumber Air Baku di Kawasan Timur Jakarta

Layanan Informasi BPIW     |     03 Jul 2020     |     10:07     |     1657
BPIW Meminta Pengembang Jaga Sumber Air Baku di Kawasan Timur Jakarta

Pengembang properti di koridor Timur Jakarta diminta menjaga kelestarian lingkungan terutama tempat-tempat yang menjadi persediaan air baku. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hadi Sucahyono saat berbicara dalam webinar "Pengembangan Koridor Timur Jakarta dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi" yang digelar Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia, Kamis (2/7).

 "Jangan sampai pembangunan untuk properti yang dilakukan itu merusak sumber persediaan air baku, seperti sungai, danau, situ, waduk dan lainnya di kawasan Timur Jakarta," kata Hadi. kata Hadi.

Menurutnya, saat ini Pemerintah telah dan akan terus melakukan pengembangan infrastuktur untuk mendukung pengembangan kawasan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi-Puncak-Cianjur (Jabodetabek-Punjur). "Dimana termasuk juga itu di dalamnya koridor kawasan timur Jakarta," tegas Hadi.

Ia mencontohkan, Kementerian PUPR telah membangun Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek. "Keberadaan jalan tol layang dari Cikunir sampai Karawang Barat itu, hasil kajian akan mampu mengurai kemacetan di wilayah itu hingga 2030 mendatang," jelas Hadi.

Selain itu, ujarnya, akan banyak program pembangunan di kawasan timur Jakarta dalam rangka mengembangkan kawasan Jabodetbek-Punjur.

Hadi yakin, sinergitas yang baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan swasta akan membantu percepatan pengembangan wilayah yang dapat berdampak  bagi kemaslahatan masyarakat di timur Jakarta.

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Abdul Kamarzuki mengatakan, saat ini terdapat beberapa isu strategis terkait penataan ruang dan kawasan Jabodetabek-Punjur.

“Antara lain banjir, ketersediaan air baku, persampahan, permasalahan pesisir dan pulau reklamasi, kemacetan dan lainnya,” kata Kamarzuki.

Pemerintah saat ini mengembangkan konsep penanganan masalah melalui konsep pola ruang terpadu dari hulu, tengah, hilir hingga pesisir, termasuk di dalamnya untuk wilayah Timur Jakarta.

Di tempat berbeda, Wakil Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI) Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Kawasan, Hari Ganie mengatakan, koridor timur Jakarta dinilai sebagai kawasan yang dapat mengawali pemulihan perekonomian Pasca-pandemi Covid-19, terutama sektor properti.

Ia mengatakan, dampak pandemi Covid-19 telah menyebabkan tamu hotel turun anjlok, mall mengalami penurunan pengunjung, serta penjualan rumah komersial menurun. 

"Kenapa kita mulai (pemulihan ekonomi) di kawasan timur Jakarta ini? Karena, kawasan ini bisa disebut kawasan yang berkembang sangat cepat," ucap Ganie.

Ganie melanjutkan, koridor timur Jakarta dapat berkembang sangat cepat karena adanya dukungan infrastruktur dari Pemerintah.

Untuk mengantisipasi peluang tersebut, lanjutnya, para pengembang di koridor timur Jakarta telah membentuk konsorsium informal yang beranggotakan 15 pengembang

Sementara itu, Direktur PT Jababeka Tbk, Sutedja Darmono mengatakan, potensi kawasan tersebut sangat besar. Terutama, untuk hunian terintegrasi transportasi publik.

"Hal ini dalam waktu beberapa tahun lagi, seluruh infrastruktur Proyek Strategis Nasional (PSN) akan rampung dan koridor timur Jakarta sangat diuntungkan," kata Sutedja.(ris/infoBPIW)

Bagikan / Cetak:

Berita Terkait: