Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung pengembangan Kota Probolinggo sebagai Kota Pusaka. Demikian terungkap dalam kunjungan kerja Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo yang dipimpin langsung Walikota Probolinggo, Rukmini Buchori ke kantor BPIW, Rabu (10/5).
Kepala BPIW, Rido Matari Ichwan mengatakan, Pemkot Probolinggo dalam pengembangan Kota Pusaka perlu membuat sesuatu yang khas bagi Kota Probolinggo. “Adanya yang menjadi ciri khas, akan membuat daya tawar kuat bagi Kota Probolinggo untuk terus dikunjungi wisatawan,” terangnya.
Menurutnya, Kota Probolinggo masuk dalam Wilayah Pengembangan Strategis (WPS ) 14, yakni Surabaya – Pasuruan – Banyuwangi. Seperti diketahui, lanjutnya, saat ini Kementerian PUPR menggunakan metode pengembangan infrastruktur yang berbasis wilayah atau WPS.
“Pengembangan infrastruktur Kota Probolinggo merupakan pendetailan dari masterplan dan develomen plan WPS 14 yang sudah ada,” terangnya.
Di sisi lain, Rido mengatakan, posisi Kota Probolinggo memiliki nilai strategis karena berada dekat dengan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo-Tengger-Semeru . “Pada saat pendetailan pengembangan KSPN Bromo-Tengger-Semeru ini juga, Kota Probolinggo akan mendapat dampak baiknya. Sebab, pengembangan KSPN BTS itu akan melingkupi kawasan-kawasan di sekitarnya,” ungkap Rido.
Dengan begitu, Ia memastikan, BPIW Kementerian PUPR mendukung percepatan pengembangan infrastruktur di Kota Probolinggo.
Sementara itu, Walikota Probolinggo, Rukmini Buchori menyatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo bertekad mewujudkan Kota Pusaka karena banyaknya cagar budaya peninggalan Belanda.
Untuk mendukung itu, lanjutnya, saat ini sudah ada Surat Keputusan Walikota Probolinggo yang menetapkan 10 bangunan cagar budaya. 10 bangunan cagar budaya itu, yakni, Markas Kodim 0820 Probolinggo, Stasiun Probolinggo, Gereja Protestan Indonesia Barat, Markas Yon Zipur 10 Divisi 2 Kostrad Probolinggo, Tandon Air , Alun-alun, Rumah dr Moh. Saleh, dan Makam dr Moh. Saleh.
Dengan dilakukannya revitalisasi bangunan cagar budaya itu, akan dapat digunakan untuk event budaya yang menghadirkan turis mancanegara dan domestik.
Selain menjadi cagar budaya destinasi wisata baru di Kota Probolinggo, kata Wiwik, langkah revitalisasi ini juga diharapkan bisa menjadi Kota Probolinggo sebagai Kota Pusaka.(ris/infoBPIW)