Saat ini telah disusun masterplan dan Pra Detail Engineering Design (DED) Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN), khususnya untuk Kabupaten Tabanan, Bali. Untuk lebih menyempurnakan masterplan dan Pra DED tersebut, dibutuhkan masukan banyak pihak, termasuk yang langsung bersentuhan dengan masalah perdesaan, yakni aparat desa.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Kementerian PUPR, Agusta Ersada, saat Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Masterplan dan Pra DED Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional Tabanan, di Bali, belum lama ini.
Lebih lanjut Agusta menjelaskan, masterplan yang disusun tersebut, merupakan tindak lanjut dari pengembangan KPPN. Masterplan ini menurut Agusta merupakan dokumen kesepakatan bersama yang berisi visi misi yang dijabarkan pada matriks program. “Dengan adanya intervensi bersama diharapkan masterplan yang telah disusun dapat terwujud dan terlaksana dengan baik. BPIW memiliki tanggung jawab dalam menterpadukan infrastruktur yang ada,” tutur Agusta.
Menurut Agusta, Tabanan merupakan salah satu lumbung pangan di Bali, selain itu juga memiliki potensi pada sektor perkebunan, khususnya kopi. Agusta juga menyatakan bahwa sasaran pengembangan wilayah, yaitu pertama, penguatan 40 pusat - pusat pertumbuhan baru desa – kota. Kedua, pengurangan desa tertinggal sebanyak 5 ribu desa, dan desa berkembang sebanyak 2 ribu desa.
Saat membuka kegiatan tersebut, Perwakilan Sekretaris Bappeda Tabanan, I Made Widhi Dharma, menambahkan FGD merupakan sebagai ajang diskusi yang dihaapkan dapat melahirkan persepsi yang sama, sehingga desa membangun dapat diwujudkan dengan baik. Made juga menyebutkan, bahwa pembangunan infrastruktur dapat dilakukan dengan kawasan secara luas, sehingga tidak ada lagi kota miskin yang ada di sekitar KPPN. Made juga meminta agar dalam pembangunan KPPN Tabanan tidak bisa dilepaskan dengan seni budaya, dikarenakan Tabanan sangat kental dengan budaya.
Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Kota Kecil dan Perdesaan, BPIW, Sanusi Sitorus menjelaskan KPPN Tabanan masuk kedalam 40 pusat pertumbuhan baru. Selain itu kawasan tersebut masuk kedalam Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) pertumbuhan wisata Gilimanuk – Denpasar – Padang Bay. Dalam WPS ini juga akan dibangun Anjungan Cerdas.
Dengan adanya rencana pembangunan Anjungan Cerdas tersebut menurut Sanusi diharapkan sebagian produksi pertanian akan dibawa ke Anjungan Cerdas tersebut. Dikatakannya juga bahwa masterplan KPPN tidak membuat desa menjadi kota, tapi melestarikan desa dengan cara mengembangkan sumber daya lokal yang tersedia. “petani tidak hanya menjual dalam bentuk mentah, melainkan produk olahan setidaknya menjadi intermediate produk,” ungkap Sanusi.
Kegiatan ini dihadiri beberapa instansi seperti Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Dinas Kelautan dan Perikanan, Sekretariat Daerah Kabupaten Tabanan, Perwakilan Bappeda Tabanan, dan Ketua DPRD Tabanan. Devi/infobpiw