Desk Rakorbangwil Hari Pertama: Bahas Swasembada Pangan (Sumatera-Kalimantan) hingga Hilirisasi (Sulawesi-Maluku-Papua)
Rangkaian Rapat Koordinasi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
(Rakorbangwil) Bidang Pekerjaan Umum memasuki tahapan akhir, yakni Desk Rakorbangwil yang digelar
11-17 Desember 2025 secara hybrid.
Desk Rakorbangwil dilaksanakan secara hybrid (daring dan luring) yang terbagi menjadi tiga desk
dengan melibatkan perwakilan dari 28 Kementerian/Lembaga antara lain Kementerian PU, Kementerian
Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi,
Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Badan
Gizi Nasional (BGN), serta Pemerintah Provinsi/Kabupaten.
Pada hari pertama, Kamis, 11 Desember 2025, Desk Rakorbangwil 2025 membahas Prioritas Nasional (PN)
di setiap wilayah, yakni Desk I yang membahas PN-2 tentang Swasembada Pangan, Air, dan Energi di
wilayah Sumatera dan Kalimantan, Desk II membahas PN-4 tentang Penguatan SDM Melalui Penyediaan
Prasarana Staregis di wilayah Jawa. Sedangkan, Desk III membahas PN-5 tentang Hilirisasi dan
Industrialisasi di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua.
Pelaksanaan Desk I Rakorbangwil berlangsung dalam tiga sesi. Sesi 1, dipimpin Kepala Bidang
Pengembangan Infrastruktur Wilayah I.A, Hasna Widiastuti, membahas progres dan catatan usulan
pembangunan infrastruktur air minum, sanitasi, persampahan, dan pariwisata di Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau. Sesi ini juga mengakomodasi usulan mendesak pasca bencana
banjir dan longsor untuk SPAM, TPST, dan infrastruktur strategis, dengan catatan perlunya verifikasi
teknis antara peningkatan atau pembangunan baru.
Pada Sesi 2, dipimpin Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah I.B, Fransisco, meninjau
sejumlah usulan seperti jaringan Irigasi D.I. Air Manjuto (Bengkulu), TPST Kerinci–Sungai Penuh dan
Pengendalian Banjir Batang Merao (Jambi), SPAM Rantau Alai, Unsri, dan normalisasi sungai (Sumatera
Selatan), SPAM Simpang Renggiang dan Pengaman Pantai Juru Seberang (Babel), serta SPAM Rejomulyo dan
Way Khilau (Lampung). Seluruh usulan tersebut dapat diakomodasi, namun tetap memerlukan
penyempurnaan Readiness Criteria (RC) dan penyesuaian teknis.
Selanjutnya, Pada Sesi 3, dipimpin Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah I.C, Zaldy
Sastra, menyoroti kesiapan pembangunan beragam infrastruktur di seluruh provinsi Kalimantan, mulai
dari SPAM, irigasi, pengendalian banjir, pengamanan pantai, hingga sistem limbah dan persampahan.
Secara keseluruhan, setiap sesi Desk I menegaskan bahwa kelengkapan RC, kejelasan nomenklatur, dan
koordinasi lintas balai menjadi kunci agar usulan dapat melaju ke agenda Konreg dan Musrenbang
Nasional sebagai dasar penetapan prioritas program tahun berikutnya.
Selanjutnya untuk Desk II Rakorbangwil terdapat 2 sesi pembahasan. Sesi 1 dipimpin oleh Ketua Tim
Pengembangan Infrastruktur Wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat Bidang Pengembangan
Infrastruktur Wilayah II.A, Raymond Tirtoadi untuk pembahasan Provinsi Jawa Barat. Pada sesi
tersebut dibahas terkait pekerjaan retrofit Rumah Sakit, Sekolah/Universitas, dan Infrastruktur
Penguat Keamanan Publik di beberapa provinsi di Jawa Barat.
Pada sesi 2 dengan pimpinan koordinator desk oleh Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah
II.B, Erwin Adhi Setyadi membahas Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dalam sesi tersebut, pada
Provinsi Jawa Tengah dibahas terkait pembangunan Stadion Wergu Wetan, rehabilitasi Stadion
Joyokusumo, hingga pembangunan Paralympic Training Center Karanganyar Tahap II. Untuk Provinsi Jawa
Timur, dilakukan pembahasan terkait pembangunan KDP UIN Sunan Ampel Surabaya. Untuk keseluruhan
usulan kegiatan yang akan diakomodir oleh Kementerian PU, kewajiban ada di Pemerintah Daerah untuk
menyediakan RC, FS dan DED.
Desk III BPIW berlangsung dalam tiga sesi yang membahas kesiapan pembangunan infrastruktur di
Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua Barat. Pada sesi pertama, yang dipimpin Kepala Bidang PIW III.A,
Setyo Purnomo, disepakati bahwa dua usulan dari Sulawesi ditangguhkan, yaitu pembangunan Pasar
Salakan di Banggai Kepulauan serta akses menuju KI Takalar. Penundaan ini dipicu oleh permasalahan
hukum lahan, belum lengkapnya dokumen RC seperti DED dan RAB, serta ketidaksiapan lahan pada
sejumlah ruas akses yang menjadi prioritas, sementara KI Takalar ditargetkan beroperasi pada 2027.
Sesi kedua yang dipimpin Kepala Bidang PIW III.B, Sukamto, membahas usulan dari Maluku Utara.
Sebagian besar rencana penataan kawasan seperti Lelilef, Weda, Lukulamo, Sagea, serta preservasi
jalan pendukung KI Weda Bay diakomodasi dalam Pra-Konreg. Namun sejumlah kelengkapan RC termasuk
RDTR, penyiapan lahan, serta dokumen perencanaan seperti basic design dan DED masih perlu
dilengkapi. Bappenas menegaskan pentingnya dukungan infrastruktur bagi KI Weda Bay yang menjadi
prioritas RPJMN.
Sesi ketiga ditutup oleh Kepala Bidang PIW III.C, Andie Pramudita Saidhidayat, dengan keputusan
menangguhkan pembangunan akses menuju KI Fakfak di Papua Barat. Lokasi kawasan industri masih dalam
proses peninjauan ulang untuk digeser mendekati sumber gas, sehingga identifikasi jalan belum dapat
dilakukan. Selain itu, skema Inpres Jalan Daerah (IJD) tidak dapat mengakomodasi pembangunan jalan
baru, sehingga usulan belum bisa dilanjutkan hingga lokasi KI ditetapkan secara resmi.
Desk Rakorbangwil diperlukan agar setiap usulan pembangunan dari Pemerintah Daerah dapat ditelaah
secara teknis, disinkronkan dengan prioritas nasional, dan diintegrasikan antar-sektor sehingga
hanya program yang paling prioritas, feasible, dan berdampak yang maju ke tahap perencanaan dan
penganggaran selanjutnya yaitu Konsultasi Regional (Konreg) PU.(Zim/Tsy/Cid)