Hari Terakhir Desk Rakorbangwil 2025, Kementerian Pekerjaan Umun (PU) Tegaskan Pentingnya Readiness Criteria dan Sinkronisasi Perencanaan




Desk Rapat Koordinasi Keterpaduan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (Rakorbangwil) 2025 memasuki hari terakhir pada Rabu, 17 Desember 2025. Desk 1 untuk pembahasan 4 provinsi yang masih difokuskan pada Prioritas Nasional (PN) 3 untuk wilayah Sumatera dan Kalimantan, desk 2 pada PN 2 untuk wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, serta desk 3 pada PN 4 pada wilayah Sulawesi dan Papua.
Desk 1 dipimpin oleh Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah I.C, Zaldy Sastra yang membahas Program Penataan kawasan prioritas blok teras Samarinda-Zona Kota Tua yang diakomodasi untuk diteruskan pada Tahun Anggaran (TA) 2027. Program yang termasuk program Integrated City Planning (ICP) ini sudah memasuki pembangunan tahap 2 di tahun 2025.
Desk 2 membahas PN 5 tentang Hilirisasi dan Industrialisasi di wilayah Jawa, khususnya Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dipimpin oleh Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah II.B, Erwin Adhi Setyadi.
Kementerian PU mengakomodasi sejumlah revitalisasi pasar di Jawa Tengah (Pasar Babadan, Pagi Pemalang, Guci, Adiwarna, Induk Purwodadi, Kretek, Belik, Gubug, dan Jember) untuk masuk dalam Renstra 2025-2029 dengan syarat percepatan pemenuhan Readiness Criteria (RC) dan reviu teknis anggaran. Sementara itu, untuk wilayah Jawa Timur, usulan Pasar Kesamben dan Jembatan Manyar No. 10 dinyatakan ditangguhkan dari perencanaan 2027 karena pengerjaannya telah dimulai dan ditargetkan tuntas pada tahun 2026.
Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah II.B, Erwin Adhi Setyadi, menegaskan bahwa seluruh usulan yang diakomodasi wajib dilengkapi dokumen RC, Feasibility Study (FS), dan Detail Engineering Design (DED). Ia juga menekankan pentingnya sinkronisasi perencanaan agar hanya program yang benar-benar prioritas dan siap secara teknis yang dapat melaju ke tahap Konsultasi Regional (Konreg) dan Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional. Selain itu, penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) harus dilakukan lebih awal secara paralel dengan DED guna menjamin ketepatan waktu pelaksanaan pembangunan infrastruktur.
Selanjutnya pada sesi pertama desk 3, pembahasan dipimpin oleh Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah III.A, Setyo Purnomo membahas dukungan pada sektor prasarana strategis di Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Selatan. Di Gorontalo, pembahasan difokuskan pada Program Sekolah Rakyat di Kabupaten Bone Bolango dengan penekanan pada kesiapan teknis, pemenuhan RC, serta tahapan verifikasi dan koordinasi lintas kementerian dan daerah. Sementara itu, di Sulawesi Selatan dibahas pembangunan Stadion Sudiang sebagai bagian dari penguatan kawasan prioritas, yang telah dilengkapi dengan dokumen perencanaan dan skema pendanaan. Hasil Rakorbangwil 2025 menyimpulkan bahwa kedua program tersebut dapat diakomodasi dengan tetap memperhatikan kesiapan teknis dan penyesuaian kebijakan anggaran.
Kemudian pada sesi kedua, pembahasan dipimpin oleh Ketua Tim Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah III.C, Stephanus Raden Kristianto yang membahas terkait dengan pembangunan Sekolah Rakyat Tahap 3 Kab. Biak Numfor, Sekolah Rakyat Tahap 3 Kab. Jayapura dan Sekolah Rakyat Tahap 3 Kab. Sarmi yang ketiganya disepakati untuk ditangguhkan.(MTZ/Tiara)



