Kementerian PU Terima Audiensi Tim Konsolidasi Kemendes PDT, Bahas Pemetaan Program K/L Masuk Desa
Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional (Kapuswilnas), Zevi Azzaino, menerima
kunjungan Tim Konsolidasi Kementerian/Lembaga (K/L) dari Pusat Pengembangan Kebijakan dan
Keterpaduan Rencana Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal, Kementerian Pembangunan Desa dan Daerah
Tertinggal (Kemendes PDT), di Ruang Rapat Lantai 2 Gedung G, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pada
Kamis, 20 November 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan berbagai
program K/L yang masuk hingga ke level desa, guna mencegah fragmentasi dan tumpang-tindih program
serta memperkuat konsolidasi program untuk mendukung target nasional pembangunan desa.
Ketua Tim Konsolidasi, Gizdy Chalifa Chairul Rizaldi, menjelaskan bahwa Kemendes PDT tengah
melakukan pemetaan besar untuk melihat keseluruhan program lintas K/L yang selama ini masuk ke desa,
yang nilainya mencapai ratusan triliun Rupiah. Oleh karena itu, Kemendes PDT ingin memperoleh
gambaran utuh mengenai seluruh kegiatan yang berlangsung di desa, sehingga kebijakan dan perencanaan
dapat lebih terarah.
“Kami ingin memperoleh benchmarking dari BPIW untuk melihat bagaimana pemetaan dan perencanaan
infrastruktur dilakukan. Kami melihat ada fragmentasi program di desa, dan pemetaan ini penting agar
kami dapat memperkuat integrasi,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Zevi menyampaikan apresiasi atas inisiatif Kemendesa dalam membangun
integrasi antar-K/L. Ia menekankan bahwa perencanaan dan pemrograman infrastruktur PU mengacu pada
RPJMN 2025–2029, yang dijabarkan ke dalam Renstra PU dan Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah
(RPIW).
“Proses perencanaan dimulai dua tahun sebelum pelaksanaan konstruksi melalui Rakorbangwil, forum
koordinasi lintas K/L untuk menyelaraskan dukungan pembangunan di kawasan prioritas. Proses tersebut
kemudian diperdalam melalui Konreg, yang dilakukan satu tahun sebelum pelaksanaan konstruksi untuk
memastikan sinkronisasi program dan kesiapan pelaksanaannya,” jelasnya.
Zevi juga memaparkan bahwa pada 12–18 November 2025 lalu, Kementerian PU telah menggelar
Pra-Rakorbangwil bersama sejumlah K/L, termasuk perwakilan Ditjen Pembangunan Desa dan Perdesaan
Kemendes PDT, sebagai langkah awal penyelarasan program dan penajaman isu-isu prioritas kawasan. Ia
menegaskan pentingnya pemahaman konteks spasial atau kewilayahan dalam menyusun program pembangunan,
karena desa dan kota merupakan satu kesatuan ekosistem yang saling tergantung.
Menurut Zevi, pembangunan wilayah tidak dapat dipisahkan dari peran desa sebagai hinterland yang
menjadi bagian penting rantai ekonomi regional. Desa mendukung suplai bahan baku industri, basis
produksi pangan, penopang pariwisata, hingga penjaga keseimbangan ekologis. Karena itu, ia
menekankan pentingnya infrastruktur yang memadai untuk menjamin kelancaran aliran barang, jasa, dan
mobilitas manusia antara desa dan kota.
“Agar desa dapat optimal berperan sebagai pendukung rantai ekonomi wilayah, maka konektivitas dan
infrastruktur dasar perdesaan harus kuat,” tegasnya.
Zevi juga menjelaskan bahwa untuk mencapai transformasi wilayah, dibutuhkan komitmen kuat antara
Pemerintah Pusat dan daerah, dengan pembangunan yang bertumpu pada empat pilar pengembangan wilayah:
ketersediaan infrastruktur, ketersediaan modal, institusi yang kuat dan ramah investasi, serta
partisipasi masyarakat. Keempat pilar ini menjadi fondasi bagi delapan indikator transformasi kota
yang mencakup peningkatan kinerja pembangunan, keterpaduan antar sektor, akses pelayanan publik yang
inklusif, peningkatan kapasitas masyarakat, hingga optimalisasi potensi ekonomi lokal dengan tetap
menjaga daya dukung lingkungan.
Menutup pertemuan, Zevi menegaskan komitmen Kementerian PU untuk memperkuat kolaborasi lintas K/L.
Ia menyampaikan bahwa BPIW memiliki mandat strategis, termasuk penyusunan Renstra PU, memorandum
program dan anggaran, laporan kinerja, serta analisis manfaat pembangunan infrastruktur.
“Kami siap berbagi langkah dan pengalaman untuk memperkuat peran BPI di Kemendes. Sinergi ini sangat
penting agar perencanaan pembangunan benar-benar berdampak bagi masyarakat,” ujarnya.
Para perwakilan Tim Konsolidasi Kemendes PDT menyampaikan bahwa proses pemetaan dan harmonisasi
perencanaan yang disampaikan Kementerian PU menjadi masukan penting bagi mereka untuk memperkuat
posisi unit perencanaannya. Mereka berharap kerja sama ini dapat terus dilanjutkan, termasuk
pemahaman lebih mendalam mengenai mekanisme Rakorbangwil dan Konreg.
Turut mendampingi Kapuswilnas dalam kunjungan tersebut, Kepala Bidang Keterpaduan Program dan
Anggaran, Alis Listalatu, dan Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah II.C, Allien Dyah
Lestary. (Fir/Cid/Tiara)