Penajaman Arah Pembangunan Prioritas Nasional 2: Penguatan Kawasan Prioritas Menuju Swasembada Pangan, Air, dan Energi

Hari Pertama Pra Rakorbangwil, Bahas Arah Pembangunan Prioritas Nasional 2





Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melaksanakan kegiatan Pra Rapat Koordinasi Keterpaduan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (Pra Rakorbangwil) Tahun 2025 secara hybrid. Kegiatan ini menjadi tahap awal koordinasi dengan Kementerian dan Lembaga (K/L) terkait untuk mengidentifikasi rencana sektor yang memerlukan dukungan infrastruktur PU Tahun Anggaran 2027 dalam rangkaian pelaksanaan Rakorbangwil 2025.
Kegiatan Pra Rakorbangwil 2025 akan berlangsung selama lima hari hingga 18 November 2025. Pada hari pertama, pembahasan difokuskan pada Prioritas Nasional (PN) 2 yang berkaitan dengan upaya memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan,air, dan energi.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional, Zevi Azzaino, menyampaikan arahan sekaligus pengantar kegiatan. Ia menjelaskan bahwa perencanaan dan pemrograman infrastruktur Kementerian PU mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden, kemudian dituangkan ke dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PU dan Dokumen Rencana Pengembangan Infratsruktur Wilayah (RPIW) 38 provinsi.
“Pra Rakorbangwil hari ini bertujuan untuk mengidentifikasi rencana sektor yang memerlukan dukungan infrastruktur PU TA 2027. Hasil Rakorbangwil nantinya akan dilanjutkan pada Forum Konsultasi Regional (Konreg) Kementerian PU dan sebagai referensi dalam forum-forum perencanaan dan pemrograman nasional lainnya, seperti Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan (Rakortekrenbang) dan Musrenbangnas,” jelas Zevi.
Lebih lanjut, Zevi menambahkan bahwa penyusunan program tahunan ini berasal dari Memorandum Program dan Anggaran Kementerian PU 2025-2029. Pra Rakorbangwil juga menjadi tahap persiapan antara Kementerian PU dengan kementerian/lembaga lain untuk mengidentifikasi rencana sektor yang memerlukan dukungan Kementerian PU dalam mendukung PN.
Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PU Wilayah I, Benny Hermawan, menjelaskan mengenai sebaran 76 kawasan/lokus prioritas yang diidentifikasi dalam RPJMN untuk tahun anggaran 2027 yang tersebar di Pulau Sumatera sebanyak 47 kawsan dan 29 kawasan di Pulau Kalimantan.
Selanjutnya, Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PU Wilayah II, Airlangga Mardjono, memaparkan mengenai sebaran kawasan prioritas yang ada di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang mendukung PN 2. Ia menyebutkan bahwa terdapat 45 kawasan/lokus prioritas yang berada di Pulau Jawa, dan 15 kawasan/lokus prioritas di Pulau Bali dan Nusa Tenggara.
Melanjutkan pemaparan, Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PU Wilayah III, Pranoto, menjelaskan mengenai 72 kawasan prioritas yang tersebar di Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua. Ia menyebutkan bahwa Pulau Sulawesi Tengah memiliki 24 kawasan/lokus prioritas, 52 kawasan/lokus prioritas di Pulau Maluku, dan 23 kawasan prioritas di Pulau Papua.
Menanggapi hal ini, Direktur Sumber Daya Air, Deputi Bidang Infrastruktur Bappenas, Mohammad Irfan, menyebutkan perlunya perincian dan konfirmasi mengenai infrastruktur yang telah selesai dibangun. “Kita perlu catatan tambahan mengenai infrastruktur bendungan dan saluran irigasi yang sedang dibangun agar kita bisa selesaikan atau kita drop dari daftar rencana pembangunan infrastruktur,” ucap Irfan. Ia menambahkan bahwa catatan ini diperlukan untuk dapat melakukan sinkronisasi rencana pembangunan infrastruktur di Tahun 2027.
Kegiatan berlanjut dengan sesi siang dimoderatori oleh Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah I.A, Hasna Widiastuti. Pada sesi tersebut Yeni dari Direktorat Lahan dan Irigasi Pertanian, Kementerian Pertanian, menjelaskan bahwa saat ini fokus utama kementeriannya terbagi ke dalam dua bidang besar, yaitu pengelolaan lahan dan pengelolaan air. Yeni menekankan pentingnya sinergi antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dalam pengelolaan irigasi pertanian, khususnya jaringan tersier.
Menanggapi hal tersebut, perwakilan dari Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas, Kementerian Koordinator Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Djoko Hartoyo, menegaskan pentingnya konektivitas antar jalan, mulai dari jalan nasional, jalan daerah, jalan desa, hingga jalan pertanian. Ia juga menambahkan bahwa koordinasi lintas kementerian telah dilakukan, termasuk dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT), serta dukungan program kerja sama dari pihak Kiat Australia dan Bappenas untuk memperbaiki jaringan jalan pertanian. Sementara itu, Afrizal dari Direktorat Irigasi Pertanian, Kementerian Pertanian memberikan penjelasan teknis mengenai pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2025, yang melibatkan kerja sama antara Kementerian Pertanian, Kementerian PU, dan Bappenas. Secara keseluruhan, sesi ini menekankan pentingnya integrasi antara program pengelolaan lahan, jaringan irigasi, serta infrastruktur pendukung seperti jalan pertanian.
Kegiatan berlanjut di sesi pembahasan terakhir terkait dengan percepatan pembangunan di Papua yang disampaikan oleh perwakilan Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri, Aziz, yang menyampaikan ada 33 daerah yang fiskalnya berkurang yang data-datanya masih melalui verifikasi. Selanjutnya, pembukaan Rakorbangwil akan dilaksanakan pada 21 November 2025 dan akan dilanjutkan dengan desk Rakorbangwil pada tanggal 24 hingga 28 November 2025, diakhiri dengan berita acara kesepakatan. (SMF/Tiara)





