Studi ICP In Java di Purwokerto–Banyumas Jadi Percontohan Landasan Pengembangan Kota Terpadu Jawa Tengah

Kegiatan Serah Terima Hasil Studi Integrated City Planning (ICP) in Java Purwokerto–Banyumas yang digelar pada 19 Desember 2025 di Banyumas.



Kegiatan ICP in Java yang merupakan perencanaan pengembangan kawasan perkotaan Purwokerto–Banyumas memasuki tahapan penting melalui kegiatan Serah Terima Hasil Studi Integrated City Planning (ICP) in Java Purwokerto–Banyumas yang digelar pada 19 Desember 2025 di Pendopo Si Panji, Kabupaten Banyumas. Kegiatan ini dihadiri Bupati Kabupaten Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Tengah, Harso Susilo, Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Novi Wijayanti, serta Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI), Abdul Kholik, Perwakilan Badan Usaha, Perwakilan Kadin, Perwakilan Kementerian/Lembaga, dan Pemerintah Daerah.
Membuka acara, Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur Pekerjaan Umum (PU) Wilayah II, Airlangga Mardjono, menyampaikan bahwa penyusunan ICP in Java dirancang untuk mendorong transformasi perkotaan kota, yang tidak hanya berfokus pada penyediaan infrastruktur tetapi juga membangun ekosistem kota yang mampu menarik investasi, membuka lapangan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. “Dalam hal ini, Purwokerto dan Banyumas memiliki potensi yang sangat strategis sebagai pusat pendidikan, perdagangan, jasa, dan pariwisata, sehingga kita perlu dukung dengan perencanaan yang terintegrasi dan kepastian investasi, agar simpul perekonomian kota ini meningkat,” ucap Airlangga.
Bupati Kabupaten Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, menegaskan peran penting Kabupaten Banyumas di Pulau Jawa sehingga terpilih sebagai satu dari sepuluh kota yang dikaji dalam pekerjaan stategis ini yaitu ICP. Kegiatan ini mencerminkan kepercayaan pemerintah pusat terhadap potensi Banyumas khususnya Perkotaan Purwokerto. “Hasil studi ICP nantinya akan menjadi rujukan strategis untuk diintegrasikan dengan instrumen perencanana daerah misalnya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Banyumas untuk tahun 2025 hingga 2045,” sebut Sadewo. Ia juga berharap seluruh pemangku kepentingan mulai dari dunia usaha, akademisi, serta masyarakat dapat bersama-sama mengawal implementasi perencanaan pembangunan yang berorientasi transformasi.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Bappeda Jawa Tengah, Harso Susilo, memaparkan kondisi ekonomi Banyumas dimana pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 tercatat sebesar 5,29%, sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,4%. Namun demikian, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banyumas menunjukkan tren positif dengan capaian 75,44% lebih tinggi dari rata-rata Provinsi Jawa Tengah. Harso juga menyebutkan peran Banyumas sebagai kota transit, pusat pendidikan di Jawa Tengah Bagian Selatan-Barat, dan ketahanan pangan. Lanjut Harso, apabila potensi ini dikembangkan dengan optimal, Banyumas berpotensi menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah selatan-barat Jawa Tengah.
Anggota Komisi V DPR RI Novi Wijayanti menyoroti pentingnya upaya pemerintah daerah dalam menggali sumber-sumber pendapatan baru di tengah kebijakan efisiensi anggaran. Ia menilai hasil studi ICP dapat menjadi landasan penyempurnaan arah pembangunan daerah agar lebih terarah, berkelanjutan, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat Kabupaten Banyumas.
Sejalan dengan hal tersebut, Anggota Komisi II DPD RI Abdul Kholik menekankan perlunya penguatan pusat-pusat pertumbuhan di Jawa Tengah, khususnya di kawasan Jawa bagian selatan-barat. Menurutnya, pengembangan Purwokerto-Banyumas tidak dapat berdiri sendiri dan perlu disinergikan dengan kabupaten sekitar seperti Cilacap dan Purbalingga. Abdul juga mengusulkan agar konsep pengembangan regional Jawa bagian selatan yang menghubungkan Yogyakarta–Purwokerto–Bandung dapat dipertimbangkan lebih lanjut, mengingat potensi integrasi yang telah terbentuk melalui jaringan transportasi kereta api antarkota.
Menutup kegiatan, Airlangga berharap hasil studi ICP in Java di Purwokerto–Banyumas yang mengusung konsep kota masa depan yang maju dan inklusif harus didukung oleh kolaborasi yang konsisten antar seluruh pemangku kepentingan. Dengan sinergi tersebut, perencanaan yang telah disusun diharapkan dapat diwujudkan secara bertahap, menarik minat investor, serta mendukung pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. (Mut/Tiara)





