BPIW Mendorong Sinkronisasi Pengembangan Kawasan Perkotaan Purwokerto sebagai Kota Pendidikan melalui ICP in Java

Kepala Pusat pengembangan Infrastruktur PU Wilayah II, Airlangga, saat berdiskusi mengenai Task 3, ICP Banyumas



Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) menyelenggarakan pembahasan Integrated City Planning (ICP) in Java , Rabu, 8 Oktober 2025 di Jakarta. Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PU Wilayah II, Airlangga Mardjono, saat membuka acara menekankan pentingnya penyelarasan antara major project dan rencana pembangunan daerah, “Tantangan kita adalah bagaimana menyatukan arah pembangunan, terutama dalam mewujudkan pilot area yang berdaya saing, hijau, dan layak huni,” ujarnya.
Dalam sesi pembahasan teknis, Tim ICP melaporkan konsep pengembangan Area Percontohan melalui pengembangan area pendidikan, kota baru, serta kota lama melalui pendekatan kota yang layak huni (liveable), hijau dan berkelanjutan secara ekologis (green and ecologically sustainable), dan kota cerdas (smart cities) serta peninjauan aksesibilitas menuju kawasan mega project berdasarkan pola ruang dan tata bangunan kota.
Airlangga menegaskan bahwa pengembangan kota lama dan kota baru Kabupaten Banyumas harus mempertimbangkan keunggulan komparatif wilayah, kemudahan akses, serta potensi pengembangan sektor pariwisata. “ICP bukan hanya tentang desain dasar, tetapi juga harus mampu menjadi model operasional pembangunan kota yang berkelanjutan,” tegasnya. Selain itu ICP juga harus menghasilkan Demonstration of Investment yang juga menggambarkan Project Prospektus untuk dilaksanakan melalui sumber pendanaan alternatif.
Sementara itu, Raymond Tirtoadi, Ketua Tim Pengembangan Infrastruktur PU Wilayah Jawa Barat, menyampaikan bahwa Tim ICP akan berinteraksi langsung dengan wilayah dan masyarakat setempat untuk mengidentifikasi potensi sosial maupun lingkungan yang relevan.
Dalam kesempatan yang sama, Project Management Support menekankan bahwa percepatan penyelesaian laporan harus tetap memperhatikan mutu. “Kita tidak hanya mengejar cepat, tetapi juga memastikan kualitas produk ICP dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia,” tegasnya.
Selain itu, pembahasan juga mencakup langkah-langkah penyelesaian Task 2 agar selaras dengan Task 3, meliputi identifikasi major project, kerja sama investasi, aspek lingkungan dan teknis, serta penyusunan basic design sesuai dengan standar pemerintah. Hasil pekerjaan akan dievaluasi untuk memastikan manfaatnya nyata dan memenuhi standar kualitas.
Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah II.B, Erwin Adhi Setyadhi menyampaikan bahwa Program ICP di Kabupaten Banyumas dengan Kota Purwokerto sebagai pilot area diharapkan mampu menjadi katalis pembangunan wilayah yang layak huni, hijau, inklusif, dan kolaboratif, dengan dukungan pemerintah daerah dan partisipasi masyarakat. “ICP tidak hanya mencakup perencanaan dasar, tetapi juga aspek operasional untuk memastikan kota percontohan ini dapat menarik kunjungan dan hidup ekonominya,” ujarnya. (Tasya/Tiara)