Wujudkan Perencanaan Responsif, BPIW Pererat Kerjasama dengan ITB

Layanan Informasi BPIW     |     29 Sep 2020     |     02:09     |     846
Wujudkan Perencanaan Responsif, BPIW Pererat Kerjasama dengan ITB

Kementerian PUPR melalui BPIW telah menyusun Masterplan dan Development Plan (MPDP) pembangunan infrastuktur dan wilayah di Indonesia. Dalam MPDP tersebut memuat rencana pembangunan infrastruktur jangka panjang dan menengah secara terpadu untuk mendukung kawasan strategis yang ditindaklanjuti dengan programming, desain dan implementasi konstruksi di lapangan.

Demikian diungkapkan Kepala BPIW Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono saat menjadi pembicara utama webinar "Kerjasama dalam Pelaksanaan Studio Mahasiswa Pasca Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Institut Teknologi Bandung (ITB)", Jumat (25/5).

Hadi mengatakan, saat ini perencanaan pembangunan infrastruktur dan wilayah perlu tanggap terhadap resiko bencana alam maupun non alam. "Seperti merespon terhadap pandemi Covid-19 melalui aksi mitigasi dengan memanfaatkan inovasi teknologi dan melakukan kerjasama lintas sektor, agar perencanaan pembangunan responsif terhadap dinamika," paparnya.

Ia menerangkan, untuk mewujudkan hal tersebut BPIW melakukan kerjasama dengan berbagai kementerian dan lembaga, seperti Badan Geologi Kementerian ESDM dan lainnya. Termasuk, perlu melakukan kerjasama dengan ITB. "Kami (BPIW,-res) berharap kerjasama dengan ITB bisa selalu dipererat, mulai dari pertukaran informasi, data, desain dan lain-lainnya," harap Hadi.

Kementerian PUPR, lebih lanjut Hadi menerangkan, dalam melakukan pengembangan infrastruktur menggunakan pendekatan yang berbasis kewilayahan atau Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Ia menyebutkan, dalam cakupan WPS itu terdapat kawasan tematik yang pengembangnya didukung Kementerian PUPR, seperti Kawasan Industri, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) dan lainnya.

 “Pendekatan WPS diharapkan dapat mendorong pengembangan infrastruktur PUPR yang terpadu, komprehensif, cepat mengatasi kesenjangan infrastruktur di kawasan Barat dan Timur serta pembangunan berjalan sesuai daya dukung dan daya tampung,” ungkap Hadi. Ia menambahkan, pembangunan akan efektif dan efisien kalau didalamnya terdapat elemen keterpaduan

Lebih lanjut Hadi mengatakan, Kementerian PUPR dalam mendukung pengembangan kawasan dilakukan melalui empat sektor, yakni sektor Sumber Daya Air (SDA) seperti, pembangunan jaringan irigasi, serta sumber air baku untuk masyarakat. "Sektor konektivitas, seperti pembangunan jalan nasional, akses menuju bandara, akses menuju pelabuhan, pembangunan jalan akses dari lahan produksi ke pusat pengolahan dan lainnya,” terang Hadi. 

Selain itu, sektor Cipta Karya dukunganya seperti pembangunan infrastruktur permukiman, sanitasi, air minum dan lainnya. Sedangkan, terakhir sektor Perumahan dukungannya seperti penyediaan rumah khusus, rumah susun, dan Bantaun Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

Menurutnya, dalam merencanakan sistem infrastruktur dan transportasi diarahkan untuk menghubungkan simpul-simpul kegiatan strategis, seperti KSPN, KEK, KI, dan kawasan strategis lainnya. Ia juga menekankan, untuk mewujudkan tata kelola perkotaan yang harmonis memang perlu adanya kolaborasi dan koordinasi, pemerintah daerah, termasuk BUMN dan swasta dalam pembangunan infrastruktur dan wilayah.

Diawal acara, Ketua Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, ITB, Ibnu Sabri menyatakan, segenap jajaran Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota ITB menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada BPIW dengan terselenggaranya webinar tersebut. "Webinar ini diikuti pembimbing dan mahasiswa pasca sarjana program studi magister PWK yang telah membentuk lima studio, dimana setiap studio diikuti 9 hingga 10 mahasiswa," terang Ibnu. 

Ia berharap, kajian lima studio yang dilakukan mahasiswa program pasca sarjana tersebut dapat berkontribusi pada perencanaan pembangunan infrastruktur dan wilayah.

"Selain itu, diharapkan juga kerjasama BPIW dan ITB dapat makin erat dan dilakukan dalam berbagai bentuk yang beragam lagi," ujarnya.

Sebelum webinar berakhir, dilakukan paparan singkat mengenai kajian dari masing-masing studio dan diskusi Kepala BPIW dengan mahasiswa pasca sarjana PWK ITB. (Ris/infoBPIW)

 

Bagikan / Cetak:

Berita Terkait: