Pernyataan tersebut disampaikannya saat menjadi salah satu pembicara pada Webinar Plano Talks seri pertama dengan tema "Tantangan dan Refleksi Keilmuan Perencanaan Wilayah dan Kota" yang diadakan ITB, Rabu, 16 September 2020. Kegiatan ini dalam rangkaian Dies Natalis Program Studi PWK ITB yang ke-61.
Terkait Program Studi PWK ITB tersebut, menurut Hadi diperlukan pendalaman materi agar dapat meningkatkan supply para sarjana PWK yang memiliki kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan dalam membangun infrastruktur sektor PUPR di tanah air. “Mata kuliah di PWK ITB sudah cukup lengkap, akan tetapi perlu beberapa penajaman. Jadi cakupannya tidak hanya city and regional planning, tetapi juga dikaitkan dengan planning and programming infrastruktur,” tuturnya.
Dicontohkannya penajaman mata kuliah di bidang sanitasi dan air minum, dimana mahasiswa tidak hanya menggambar jaringan pipa, tetapi juga mengetahui idle capacity dan mengetahui sumber air baku. Ia menyatakan para mahasiswa juga perlu mempelajari secara spesifik masalah pembiayaan infrastruktur. Pasalnya saat ini pembiayaan infrastruktur tidak hanya mengandalkan APBN dan APBD saja, tapi juga sedang digalakkan kontribusi dari pihak swasta, misalnya mekanisme pembiayaan melalui Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) terkait jalan dan air minum, dimana para mahasiswa dapat mendalami dari sisi bisnis plan-nya.
Mata kuliah lain yang perlu dipertajam menurut Hadi adalah mata kuliah Perencanaan dan Perancangan. Dalam mata kuliah ini perlu pendalaman terkait perencanaan pada Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang merupakan prioritas sasaran pembangunan kewilayahan. Pengembangan kawasan strategis ini seperti Kawasan Industri (KI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP). Ia juga berharap dalam pengajaran pada mata kuliah ini, dapat fleksibel menyesuaikan arah pembangunan kewilayahan nasional. Mata kuliah yang perlu dipertajam lainnya adalah Perencanaan Pembangunan Infrastruktur. Penajamannya dalam hal analisis kebutuhan Infrastruktur, daya tampung, dan cakupan pelayanan infrastruktur.
Kegiatan tersebut juga diisi dengan paparan beberapa narasumber seperti Praktisi Bidang Tata Ruang Kemaritiman Son Diamar, Praktisi Bidang Pengembangan Wilayah dan Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Risfan Munir, dan Ketua Federation Internationale des Administrateurs de Bien-Conselis Immobiliers (FIABCI) yang juga Ketua API ITB Soelaeman Soemawinata.
Narasumber lainnya yakni Ahli Fungsional Perencana Utama Bappenas Oswar M. Mungkasa, Kepala Bappeda Jawa Barat Taufik Budhi Santoso, dan Konsultan Cilaki 45 yang juga Praktisi Tata Ruang Dicky Handrianto. Turut hadir dalam Webinar itu Dekan Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) Sri Maryati. (Hen/infobpiw)