Seluruh jajaran Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) perlu terus mengkoordinasikan dan mensinkronkan perencanaan dan pemrograman infrastruktur PUPR dengan berbagai pihak terkait. Dengan begitu produk BPIW bisa menjadi acuan bagi semua Unit Organisasi (Unor) di Kementerian PUPR dan Kementerian/Lembaga (K/L) lain dalam pengembangan infrastruktur agar lebih terpadu.
“Saat ini, Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,-rd) sudah mengadopsi perencanaan dan Masterplan-Development Plan (MPDP) yang dihasilkan BPIW untuk perencanaan K/L terkait. Hal ini menunjukan bahwa BPIW sudah mulai menunjukan branding-nya walau belum sepenuhnya optimal,” ungkap Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPIW Kementerian PUPR, Lana Winayanti saat membuka acara “Personal Branding dalam Meningkatkan Sinergi dan Etos Kerja Organisasi”, akhir pekan lalu di Bogor.
Acara tersebut diikuti jajaran pejabat struktural mulai dari Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama hingga Pejabat Pengawas di lingkungan BPIW.
Lebih lanjut, Lana menerangkan, hal menarik dari acara tersebut mengenai komunikasi. “Saya pikir, hal ini salah satu yang harus ditingkatkan (komunikasi –red). Siapa stakeholdernya BPIW dan siapa yang menggunakan produk BPIW, itu yang perlu kita identifikasi karena akan terkait bentuk komunikasi yang akan kita sampaikan,” terang Lana.
Lana berharap, kegiatan untuk peningkatan kemampuan berkomunikasi tersebut akan mendukung etos kerja yang lebih baik dan memperkuat organisasi. Sebab, hal yang dilakukan pada intern organisasi akan terefleksi keluar. “Meskipun kegiatan hanya satu hari, kita bisa melakukan langkah-langkah ke depan untuk memperbaiki apa yang kita lakukan, kemudian meningkatkan etos kerja dan kinerja BPIW” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris BPIW Kementerian PUPR, Firman H. Napitupulu mengatakan, BPIW perlu menyiapkan kemampuan jajarannya untuk berbagai kondisi tantangan. “Tuntutan kepada BPIW itu besar dan sangat tinggi sekali. Hal tersebut membuat BPIW membuka diri untuk mengekspresikan pemikiran tanpa ragu-ragu,” tegas Firman.
Tuntutan yang besar, lanjut Firman, harus menjadikan sasaran besar yang dibangun masing-masing unit dan perlu terjalin kerja sama yang baik untuk mencapai sasaran tersebut. “Kita semua adalah orang-orang yang memiliki keahlian yang sangat spesifik. Saya kira kita bisa saling dorong untuk mendukung satu sama lain dan akhirnya menghasilkan satu ide-ide gagasan besar yang bukan hanya untuk Kementerian PUPR tapi untuk kepentingan masyarakat dan bangsa yang lebih luas” jelas Firman.
Hadir sebagai narasumber dalam acara ini, Erwin Parengkuan, Fasilitator dari Talk Inc ini menjelaskan, hal yang terpenting dalam mencapai cita-cita adalah keberanian. Orang yang percaya diri adalah orang yang mengetahui kekuatan dirinya, mengetahui yang perlu ditingkatkan dan punya sikap yang baik. “Disitulah seseorang mempunyai personal branding yang kuat” jelasnya.
Erwin mengungkapkan ada tiga langkah untuk membentuk personal branding. “Pertama analisa siapa dirimu. Kedua, buatlah brand-mu, ekosistemmu dan jaringanmu. Adapun ketiga buatlah konten orisinil, terlibat, berbagi, dengarkan dan perhatikan,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan, terdapat tiga aspek penting dalam komunikasi yaitu words, voice dan visual. Hal yang sangat berperan adalah visual yang terbagi ke dalam body language dan total look. Bahasa tubuh yang meyakinkan membuat orang percaya dan tertarik. “Meskipun anda pintar atau memiliki kata-kata yang bagus, tanpa gesture dan artikulasi yang baik untuk penyampaian kata-kata, komunikasi anda tidak akan menarik bagi lawan bicara,” jelas Erwin. (bri/InfoBPIW)