Tim Pengarusutamaan Gender (PUG) Kementerian PUPR bersama Staf Ahli Menteri Bidang Sosial, Budaya, Baby S. Dipokusumo melakukan pertemuan dengan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Rido Matari Ichwan beserta jajarannya, di ruang rapat BPIW, Kamis (16/3). Baby mengatakan kedatangan timnya ini, untuk melakukan Koordinasi dan sosialisasi mengenai gender. Dari pertemuan ini, ia berharap BPIW dapat memasukkan program-program pembangunan infrastruktur yang responsif gender.
Sebagai pimpinan BPIW, Rido menyambut baik kunjungan tersebut. Apalagi PUG ini merupakan suatu kebijakan atau upaya pemerintah yang dikawal Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. “Kebijakan ini bertujuan memberikan pengertian kepada kita semua, bahwa gender ini menyangkut persamaan lelaki dan perempuan. Kemudian juga ditambahkan dengan lansia, balita, dan orang yang berkebutuhan khusus,” tutur Rido.
Dalam kesempatan itu, Rido juga menyampaikan bahwa untuk beberapa hal, seperti gedung BPIW telah memberikan sarana yang bersifat responsif gender. Sarana tersebut dalam bentuk kondisi trotoar jalan didepan gedung yang dibuat landai sehingga mudah dilewati masyarakat yang menggunakan kursi roda maupun anak-anak.
“Kita sudah memperhatikan isu gender tersebut. Namun yang kini diharapkan adalah bahwa kita juga melakukan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender atau PPRG. Mengenai hal ini memang perlu diskusi lebih lanjut, apakah PPRG ini maksudnya adalah dana khusus untuk gender atau kegiatan sudah responsif gender. Bila orang yang melakukan perencanaan merupakan ada perempuan, maka sudah responsif gender,” ucapnya.
Menurut Rido, dalam melakukan perencanaan, BPIW telah responsif gender. Dicontohkannya dalam melakukan survei ke lapangan dalam rangka membuat masterplan dan development plan, BPIW meminta masukan dari para wanita untuk mengetahui apa yang mereka butuhkan.
Salah satu Anggota Tim Sekretariat PUG-PUPR, Lilla Norhayati juga berharap untuk beberapa program, BPIW dapat melakukan PUG. Ia melihat peluang itu ada, terutama pada program Anjungan Cerdas, baik di Trenggalek (Jawa Timur) dan Rambut Siwi (Bali).
Menurut Lilla, dalam perencanaan Anjungan Cerdas tersebut, dapat dibuatkan sarana dan prasarana seperti taman yang dapat dinikmati orang berkebutuhan khusus, lansia, dan anak-anak. “Sarana berupa toilet juga bisa dibuatkan yang nyaman untuk mereka. Jadi pada prinsipnya, infrastructure for all atau infrastruktur untuk semua orang,“ tegasnya. Pertemuan ini juga dihadiri anggota tim PUG-PUPR lainnya yakni Adi Sasutji dan Ineke Indra. Beberapa staf BPIW yang kebanyakan perempuan juga turut hadir dalam kegiatan tersebut. Hen/infobpiw