BPIW Kementerian PUPR terus menajamkan konsep penyusunan rencana pengembangan infrastruktur di Kawasan Metropolitan Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Semarang, dan Purwodadi). Sebagai tindak lanjut pembahasan pada tanggal 13 Agustus lalu yang menghadirkan para pakar pengembangan wilayah, dilakukan rapat video conference (vicon), 19 Agustus, melibatkan para perwakilan empat sektor di lingkungan Kementerian PUPR, yakni Sumber Daya Air (SDA), Bina Marga, Cipta Karya, dan Perumahan. Saat rapat tersebut, Kepala BPIW Kementerian PUPR Hadi Sucahyono memaparkan beberapa hal khususnya konsep pengembangan dan usulan program pembangunan infrastruktur untuk empat sektor tersebut.
Menurut Hadi usulan program ini dilakukan setelah tim BPIW yang juga melibatkan para pakar, melakukan kajian di kawasan tersebut secara komprehensif. Untuk sektor SDA, Hadi menyatakan di metropolitan itu memerlukan dukungan air baku, khususnya untuk mendukung kawasan industri, terutama di Kawasan Industri (KI) Kendal ataupun kawasan industri lain di bagian timur dan selatan kawasan tersebut.
Menanggapi hal itu, Kepala Subdirektorat Strategi, Program, dan Anggaran Direktorat Sistem dan Strategi Pengelolaan SDA Ditjen SDA, Niken Puspitasari menyatakan bahwa penyediaan air baku diarahkan untuk mendukung KI Kendal dan Batang. Sedangkan untuk rencana jangka panjang penyediaan air baku akan di supply dari bendungan-bendungan yang saat ini. “Kami saat ini sedang mengkaji kesiapan dokumennya,” ucapnya.
Kemudian terkait konektivitas, menurut Hadi dibutuhkan peningkatan kualitas dan pembangunan baru infrastruktur jalan, terutama Harbour Toll Road Semarang yang menghubungkan Kota Semarang dari Tanjung Mas menuju KI Kendal, jalan tol tanggul laut Semarang-Demak, dan penanganan drainase di sekitar Sayung. Terkait hal itu, Direktorat Jenderal Bina Marga yang diwakili Fadil mengatakan perlu dilakukan kajian lingkungan terhadap ekosistem laut, karena akan ada infrastruktur jalan yang dibangun di atas laut.
Sedangkan terkait Sektor Cipta Karya menurut Hadi BPIW mengusulkan peningkatan maupun pemanfaatan idle capacity. Hal ini agar infrastruktur yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Kepala Subdirektorat Keterpaduan Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman Direktorat Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman Ditjen Cipta Karya, Taufan Madiasworo menambahkan untuk tahun ini dilakukan beberapa pembangunan di Kawasan Kedungsepur antara lain pembangunan Tempat Pembuangan Air (TPA) Darupono Kendal, Rehab Bangunan Pasar Kaliwungu, dan Penataan Kota Lama Semarang.
Sedangkan untuk Sektor Perumahan dibutuhkan dukungan berupa penyediaan rumah susun untuk pekerja di kawasan industri. Lebih Lanjut Kepala Sub Direktorat Wilayah II Direktorat Rumah Umum dan Komersial Ditjen Perumahan, Didiek Hardijanto menjelaskan untuk program rumah susun sudah dilakukan pembangunan beberapa unit tower untuk di Semarang. Kemudian juga ada Program Bantuan Stimulan Perumahan Sawadaya (BSPS). “Kita bisa arahkan program tersebut di Metropolitan Kedungsepur. Terkait skema pembiayaan melalui KPBU sudah dilakukan di Bandung dan Cikarang namun belum dilakukan di Jawa Tengah,” ungkapnya.
Tidak hanya membangun infrastruktur, Hadi menyatakan aspek penghijauan juga diperhatikan. Untuk itu, akan dilakukan penataan dengan mengembangkan kawasan hijau yang ada. Kedungsepur juga didorong untuk menjadi metropolitan yang cerdas atau smart metropolis yang menyediakan Transit Oriented Development (TOD) dan memanfaatkan teknologi informasi.
Pertemuan itu juga dihadiri para pakar pengembangan wilayah seperti Hermanto Dardak, Sugiyantoro, Wicaksono Sarosa, dan Andi Siswanto. Selain itu, Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah III Manggas Rudy Siahaan dan beberapa pejabat BPIW lainnya juga turut menghadiri vicon tersebut. (Hen/infobpiw)