Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR telah menyiapkan rencana aksi tahun 2020 hingga 2024 sebagai upaya nyata dalam mengembangkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur-Yogyakarta-Prambanan.
Hal itu diungkapkan Kepala BPIW Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono saat membuka rapat koordinasi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Borobudur-Yogyakarya-Prambanan di Kantor BPIW, Senin, 17 Februari 2020.
Hadi mengatakan, rapat koordinasi tersebut diharapkan dapat mematangkan rencana aksi lintas sektor dalam upaya mempercepat mengembangkan KSPN Borobudur.
Ia mengakui, pada rencana aksi 2020 hingga 2024 ada sejumlah kegiatan yang sangat strategis, yakni menghidupkan kembali outstanding universal value (OUV) atau nilai universal luar biasa Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, penanganan konektivitas, penataan kawasan empat pintu masuk utama. Selain itu, papar Hadi, ada kegiatan pengembangan infrastruktur dasar serta pengembangan sumber daya manusia (SDM) kepariwisataan.
Lebih lanjut Hadi menjelaskan, BPIW juga merencanakan pembangunan rest area terpadu di KSPN Borobudur. Rest area terpadu merupakan salah satu inovasi pembangunan infrastruktur PUPR untuk pengembangan pusat pertumbuhan wilayah. Sebelumnya pembangunan rest area sudah dilaksanakan di Trenggalek, Jawa Timur dan Jembrana, Bali.
Di tempat yang sama, Kepala Pusat Kawasan Strategis, BPIW Kementerian PUPR, Kuswardono menyatakan, untuk menghidupkan kembali outstanding universal value (OUV) di Borobudur-Yogyakarta-Prambanan. "Saat ini telah direncanakan program, antara lain mengembangkan kawasan transit multifungsi, pusat souvenir, kuliner, parkir dan lainnya," ujar Kuswardono.
Ia menambahkan, diadakan juga program revitalisasi taman , restorasi garis imajiner Borobudur-Pawon-Mendut, penyusunan rencana induk pelestarian candi, penataan bentang panjang Borobudur-Merapi dan Prambanan-Merapi-Pantai Selatan. "Penetapan rencana tata ruang KSN Prambanan dan lainnya," terangnya.
Untuk penanganan konektivitas, ungkap Kuswardono, ada program pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen, pembangunan Tol Yogyakarta-Surakarta, pembangunan dan reaktivasi jaringan perkeretaapian, pengembangan jaringan jalan Bandara Yogyakarta Internasional-Borobudur, pengembangan jalan jalur Borobudur dan lainnya. "Kemudian dalam penataan kawasan empat pintu masuk utama, antara lain program penanganan Gerbang Palbapang, Gerbang Blondo, Gerbang Klangon serta Gerbang Kembang Limus," jelasnya.
Sedangkan untuk pengembangan infrastuktur dasar, menurut Kuswardono, ada pengembangan jaringan perpipaan, peningkatan kapasitas TPA Piyungan, pembangunan prasarana pengendali banjir, penyediaan air baku untuk KSPN Borobudur.
Terakhir untuk pengembangan SDM kepariwisataan, ungkap Kuswardono, ada sejumlah program antara lain sertifikasi para pemandu dan pengelola homestay, pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan usaha, pengembangan aktrasi tradisi budaya masyarakat, pengembangan ekonomi kreatif dan pusat kerajinan. "Termasuk pengembangan calender of event untuk menarik daya tarik wisatawan dan upaya pelestarian seni tradisi lokal," akunya.
Rapat koordinasi ini dihadiri juga perwakilan seluruh unit organisasi (unor) teknis di lingkungan Kementerian PUPR, perwakilan Kementerian Perhubungan, perwakilan pemerintah daerah dan tim konsultan ITMP Borobudur.(ris/infoBPIW)