Dalam rangka menjaring masukan untuk penyusunan Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Danau Toba, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) bersama Kementerian dan Lembaga terkait, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut), serta delapan pemerintah kabupaten di sekitar Danau Toba menggelar "Focus Group Discussion (FGD) ITMP untuk Danau Toba" di Toba Samosir, Sumut, Kamis (6/9).
Kegiatan tersebut dibuka Sekretaris Daerah (Sekda) Sumut, Hj. R. Sabrina yang dibacakan Kepala Sub Bidang (Kasubdib) Kawasan Strategis dan Kerjasama, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumut, M Yosi.
Hadir dalam kegiatan tersebut perwakilan dari Pemprov Sumut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) di sekitar Danau Toba, yakni Pemkab Tapanuli Utara, Pemkab Simalungun, Pemkab Dairi, Pemkab Toba Samosir, Pemkab Humbang Hasundutan, Pemkab Pakpak Bharat, Pemkab Samosir, dan Pemkab Karo. Selain itu, hadir pula perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Kementerian Pariwisata, serta Kementerian PUPR.
Sekda Sumut menyatakan, Danau Toba merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang merupakan salah satu prioritas untuk dikembangkan pemerintah pusat. Ia berharap, kegiatan FGD ITMP Danau Toba dapat menghasilkan suatu rencana aksi yang kongkret, terpadu, dan menjadi pedoman untuk semua pihak dalam mengembangkan pariwisata Danau Toba, selain itu agar peningkatan kualitas sarana dan prasana di KSPN Danau Toba dapat segera terealisasikan.
"Peningkatakan kualitas sarana dan prasarana di Danau Toba akan berdampak terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara," ungkapnya. Ia menyatakan, tingginya jumlah kunjungan wisatawan akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar Danau Toba maupun perekonomian skala nasional.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW, Kuswardono yang diwakili oleh Kepala Bidang Keterpaduan Infrastruktur Kawasan Strategis, Maulidya Indah Junica mengatakan, kegiatan ini merupakan momentum untuk menjaring masukan dari seluruh stakeholder terhadap pengembangan Danau Toba, dalam rangka mendukung penyusunan ITMP Danau Toba yang ideal.
"Saat ini merupakan waktu yang penting untuk melihat kinerja Tim Penyusun. Apakah sudah pada jalur yang seharusnya atau sebaliknya. Besar harapan saya, Bapak dan Ibu perwakilan pemda dan kementerian/lembaga dapat memberikan masukannya," terang Maulidya.
Ia mengatakan, saat ini telah terpilih Tim Penyusun yang melakukan penyusunan tiga ITMP, yakni ITMP Borobudur, ITMP Danau Toba dan ITMP Lombok. “Untuk Kick Off Kegiatan ITMP Danau Toba telah dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2018 di Medan. Kegiatan FGD ini merupakan lanjutan Kegiatan Kick Off ITMP Danau Toba," jelas Maulidya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, penyusunan ITMP merupakan kegiatan yang mendapatkan dukungan Bank Dunia dalam rangka pengembangan pariwisata di Tanah Air. Pengembangan sektor pariwisata melalui Indonesia Tourism Development Program (ITDP) meliputi empat komponen. Antara lain komponen pertama meliputi, meningkatkan kapasitas kelembagaan untuk memfasilitasi pengembangan pariwisata terpadu dan berkelanjutan.
Komponen kedua meliputi, meningkatkan kualitas jalan dan akses pelayanan dasar di kawasan wisata yang dipilih. “Komponen ketiga meliputi, mendorong partisipasi lokal dalam perekonomian sektor pariwisata," ujarnya. Adapun, komponen keempat meliputi meningkatkan lingkungan yang kondusif untuk masuknya investasi swasta dan usaha ke bidang pariwisata.
Maulidya menekankan, untuk keberhasilan pengembangan pariwisata Danau Toba kata kuncinya adalah terpadu dan berkelanjutan.
Di tempat sama, anggota Tim Penyusun ITMP Danau Toba, Myra P. Gunawan menerangkan, untuk memulai sesuatau langkah besar harus ada kesepakatan bersama dan keterpaduan. "Nah, untuk mendapatkan ITMP Danau Toba yang luar biasa juga, perlu adanya penyamaan persepsi dan keterpaduan," ujar Myra.
Ia menjelaskan, pariwisata pada dasarnya memiliki multifungsi. "Kita berharap pariwisata Danau Toba lebih berperan lebih, yakni berperan sebagai pariwisata yang mendorong pertumbuhan daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan usaha, peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah,-red), penciptaan nilai tambah SDA (Sumber Daya Alam,-red) maupun budaya," papar Myra.
Di tempat sama, Yosi menyampaikan, Pemprov Sumut maupun Pemkab di sekitar Danau Toba diharapkan mampu menyampaikan isu terkini terkait pengembangan kawasan Danau Toba. "Adapun implementasi dari hasil diskusi kali ini juga harus tertuang dalam program-program yang ada di kabupaten/provinsi sebagai dukungan pengembangan KSPN Danau Toba," tegas Yosi.
Sementara itu, Senior Private Sector Specialist Trade and Competitiveness, Bank Dunia, Bertine Kamphuis mengatakan, KSPN Danau Toba memiliki peluang untuk mendapatkan dukungan pembiayaan. "Dukungan itu ada dari APBN. Kemudian, saat ini Bank Dunia juga memberikan dukungan. Untuk itu saya ingin menyakinkan Pemprov dan Pemkab di sekitar Danau Toba untuk dapat mengalokasi APBD-nya dalam rangka mengembangkan pariwisata Danau Toba," terangnya.
Ia juga berharap, perencanaan dan skema pembiayaan yang ada untuk Danau Toba tidak hanya diatas kertas, namun dapat dilaksanakan dalam kenyataannya.
Sebelum mengakhiri kegiatan tersebut, para perwakilan Pemkab di sekitar Danau Toba berkomitmen menyampaikan utusan penanggungjawab untuk ditetapkan menjadi tim kelompok kerja penyusunan ITMP ini. Kemudian, berpartisipasi melakukan berbagi informasi dalam pengembangan Danau Toba, serta mengikuti pertemuan pembahasan selanjutnya. (Ico/Ris/Pongki/Kandar/infoBPIW)