Konstruksi Dua Anjungan Cerdas Direncanakan Mulai Dibangun Tahun Ini

Layanan Informasi BPIW     |     16 Sep 2016     |     04:09     |     1336
Konstruksi Dua Anjungan Cerdas Direncanakan Mulai Dibangun Tahun Ini

Kementerian PUPR saat ini sedang memfokuskan pada rencana pembangunan anjungan cerdas di Bendungan Tugu Trenggalek di Provinsi Jawa Timur dan Rambut Siwi di Bali. Dua anjungan cerdas yang berada di jalan nasional tersebut menjadi percontohan dan direncanakan konstruksinya akan dilakukan pada tahun ini.

Demikian disampaikan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Hermanto Dardak saat memimpin rapat pembahasan perencanaan anjungan cerdas, di ruang rapat BPIW, Kamis (15/9).

Anjungan Cerdas Rambut Siwi yang berada di antara Gilimanuk dan Denpasar ini akan dibangun diatas tanah seluas 4,1 hektar, dimana 1,4 hektar merupakan tanah yang disediakan pemerintah daerah setempat dan 2,7 hektar yang telah dibebaskan Kementerian PUPR melalui BPIW. 

Sedangkan Anjungan Cerdas di Bendungan Tugu direncanakan dibangun diatas tanah seluas 4,6 hektar. Tanah tersebut terdiri dari 2,4 hektar yang disediakan Ditjen Sumber Daya Air (SDA) dan ditambah tanah yang dibebaskan BPIW 2,2 hektar. “Anjungan Cerdas di Bali sudah dilelang bersama-sama dengan Anjungan Cerdas di Jawa Timur. Pada tahun 2016 ini akan dilakukan proses kontruksinya. Jadi kedua anjungan cerdas dilakukan bersamaan,” ujar Dardak.

Menurut Dardak, sebelum ada rencana pembangunan anjungan cerdas itu , belum ada satupun rest area formal yang dibangun di jalan nasional. Padahal Indonesia memiliki jalan nasional sepanjang 48 ribu kilometer. Hal ini berbanding terbalik di negara lain seperti di Jepang, dimana di jalan nasionalnya banyak dibangun rest area yang disebut Michino-Eki.

Konsep rest area dari negara Sakura ini diadaptasi di Indonesia dan disebut anjungan cerdas. Dardak menjelaskan BPIW merancang anjungan cerdas ini sebagai rest area dengan beberapa tujuan. Pertama untuk  menurunkan tingginya tingkat kecelakaan di jalan nasional. Apalagi saat ini jumlah yang meninggal karena kecelakaan menurutnya  mencapai 30 ribu orang. Angka ini cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara lain. Kedua, menyediakan fasilitas yang dibutuhkan sebagai rest area seperti tempat parkir, rumah makan dan toilet. Ketiga, tersedianya sarana yang disebut gardu panjang, dimana dari sarana ini dapat melihat view yang menarik, dimana yang ditonjolkan adalah keindahan kawasan sekitar anjungan seperti Bendungan Tugu. 

Keempat, pemerintah daerah setempat dapat menjajakan atau memasarkan produk daerah tersebut. “Kita ingin fasilitasi daerah, supaya di jalan nasional ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan daerah, yakni menjajakan produk daerahnya. Jadi masyarakat pengguna jalan nasional dapat masuk ke anjungan cerdas dan dapat membeli produk-produk daerah yang dipasarkan di tempat itu,” tutur Dardak. Padak kesempatan itu Dardak juga mengatakan bahwa anjungan ini juga akan dibuat elemen ‘cerdas’, dimana disediakan  akses internet bagi setiap pengunjung yang datang.

Dardak berharap anjungan cerdas ini dapat menjadi embrio destinasi wisata baru.  Hal ini sejalan dengan tekad Kementerian PUPR yakni membangun infrastruktur yang mendukung pariwisata nasional. “Mulai tahun 2017 kita fokus mendukung tiga pariwisata nasional, salah satunya Danau Toba. Jadi kita akan membuat Danau Toba menjadi destinasi wisata world class atau kelas dunia, dan kita juga akan membuat anjungan cerdas disana,” tegasnya.

Rapat yang difokuskan pada pembahasan rancangan anjungan cerdas di Bendungan Tugu Trenggalek ini, dihadiri beberapa pihak seperti dari Ditjen Sumber Daya Air, Biro Pengelolaan Barang Milik Negara, Pusat Bendungan, dan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, pihak konsultan, dan beberapa pejabat BPIW yang berkaitan dengan pembangunan anjungan cerdas tersebut. Hen/infobpiw

Bagikan / Cetak:

Berita Terkait: