Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) siapkan rencana pengembangan Kawasan Metropolitan Bukittinggi–Agam–Payakumbuh-Limapuluh Koto–Padang Panjang–Tanah Datar (Bukapalipatar).
Hal itu diungkapkan Kepala BPIW Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan saat memimpin rapat koordinasi perencanaan infrastruktur terpadu Kawasan Metropolitan Bukapalipatar yang dihadiri Bupati Agam, Indra Catri, Wakil Walikota Bukittinggi, Wakil Walikota Padang Panjang dan Kepala Bappeda Payakumbuh di Jakarta, Selasa (27/12).
Rido menerangkan, saat ini BPIW akan melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk mematangkan ide bersama dalam pengembangan Kawasan Metropolitan Bukapalipatar. “Hasil rekomendasi FGD tersebut kemudian akan disampaikan juga kepada pemangku kepentingan, salah satunya Kementerian Agraria dan Tata Ruang,” paparnya.
Menurutnya, pada Kawasan Metropolitan Bukapalipatar ada rencana pembangunan Jalan Tol Pekanbaru–Bengkinang–Payakumbuh–Bukittinggi sepanjang 185 KM dan Jalan Tol Bukitinggi–Padang Panjang–Lubuk Alung–Padang sepanjang 55 KM yang posisinya saat ini sedang dikaji.
“Rencana awal jalan tol itu akan dibangun jika jalan non tol sudah ada, namun semuanya masih membutuhkan kajian mendalam, baik analisis investasi maupun aktivitas mobilitas kendaraan,” lanjut Rido.
Terkait adanya kebutuhan infrastruktur yang tidak seimbang dengan ketersediaan sumber daya di kawasan tersebut. “Pertama harus ada penetapan kawasan terlebih dahulu dalam RTR (Rencana Tata Ruang,-red) Provinsi Sumatera Barat. Kesepakatan ini perlu tersosialisasikan agar pengelolaan kawasan Bukapalipatar dapat lebih sinergi dan terpadu,” paparnya.
Disamping itu, Rido mengatakan, kajian yang dilakukan BPIW untuk pengembangan Kawasan Metropolitan Bukapalipatar akan dimatangkan pada Pra Konreg di awal bulan Februari untuk program 2018.
Di tempat yang sama, Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, BPIW Kementerian PUPR, Agusta Ersada menyatakan, modal pengembangan kawasan metropolitan adalah kesepakatan dari kabupaten/kota di lingkup kawasan metropolitan tersebut.
Menurutnya, Bukittinggi selain masuk Kawasan Metropolitan Bukapalipatar juga masuk ke dalam wilayah pengembangan strategis (WPS) Sibolga-Padang-Bengkulu, sehingga posisi memiliki nilai strategis untuk dikembangkan.
“Dan setiap kawasan metropolitan akan mendapat prioritas, meskipun yang belum ditetapkan kawasan metropolitan bukan berarti tidak menjadi prioritas,” tutur Agusta.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Agam, Indra Catri menyampaikan beberapa rekomendasi terkait rencana pengembangan Kawasan Metropolitan Bukapalipatar.
Menurut Indra, pembangunan infrastruktur menyangkut kepentingan dua daerah atau lebih agar direncanakan secara bersama dan perencanaan yang bersifat bilateral. Kemudian, disusun bersama dan diajukan secara bersama ke tingkat pemerintahan yang lebih tinggi.
“Kami juga berharap agar pemerintah provinsi maupun pusat, dapat memandang Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi dengan perspektif yang sama sebagai satu kesatuan pelayanan dan pengembangan wilayah,” jelas Indra.(INI/InfoBPIW)