Pembangunan infrastruktur berbasis pengembangan wilayah saat ini menjadi prioritas di Indonesia. Sejalan dengan hal itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membuat program 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Sehubungan dengan itu, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Hermanto Dardak mengatakan organisasinya ikut membantu mensinergikan dan membangun infrastruktur untuk mendukung kawasan strategis terutama di Sei Mangkei di Sumatera Utara, yang merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
“Ke depan PII akan mendukung pembangunan infrastruktur dengan konsep triple helix atau akademisi atau lembaga riset, bisnis dan pemerintah yang akan saling bersinergi,” tutur Dardak saat memberikan kata sambutan pada pelantikan pengurus Yayasan Pengembangan Teknologi Indonesia (YPTI), di Institut Teknologi Indonesia (ITI) di Jakarta, Rabu (2/3).
Dardak yang sehari-hari menjabat Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) ini juga menyatakan PII sangat menyadari akan pentingnya pendidikan tinggi teknik dalam kompetisi global berbasis iptek. Apalagi ada tantangan utama yang kini dihadapi Indonesia adalah mulai diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Diakuinya dalam era MEA, jumlah insinyur di Indonesia yang saat ini mencapai 750 ribu orang, dirasa masih kurang. Padahal saat ini tenaga para insinyur sangat dibutuhkan, seiring gencarnya pemerintah membangun infrastruktur. Disamping itu Dardak mengatakan, PII juga menyadari bahwa jumlah sarjana teknik Indonesia per satu juta penduduk, berada di bawah negara anggota Asean seperti Malaysia dan Thailand. Vietnam, Filipina dan Myanmar.
Meski demikian Dardak tetap bersyukur bahwa saat ini PII telah dipayungi oleh Undang-Undang No.11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran. Dengan undang-undang tersebut menurut Dardak dapat meningkatkan profesionalisme insinyur di Indonesia. Sehubungan dengan itu terobosan yang dilakukan PII adalah, melaksanakan program Profesi Insinyur bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi. Dengan program ini diharapkan dapat menghasilkan para insinyur yang profesional dan berkualitas sehingga dapat bermanfaat dalam pembangunan.
Dardak juga menyatakan PII sangat membutuhkan bimbingan dari Ketua Pembina YPTI, BJ. Habibie dan senior lainnya untuk menghasilkan para insinyur yang berkualitas.
Usai melantik pengurus YPTI, Habibie berpesan agar para insinyur harus selalu berada di garis depan, untuk menterjemahkan kebutuhan masyarakat dalam hal pembangunan, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Dalam kesempatan itu mantan Presiden RI ke-3 ini sempat mengutip salah satu ucapan dari wartawan Belanda yang mengatakan bahwa seorang maestro tidak jatuh dari langit, dia adalah hasil perjuangan dari masyarakat di sekitarnya.
“Seorang insinyur harus punya disiplin, karena tanggung jawab seorang insinyur merupakan tanggung jawab yang besar dalam pembangunan, oleh karena itu seorang insinyur harus senantiasa memiliki sifat keinsinyuran, yaitu high quality, low cost and on schedule,” ungkap Habibie. (naufal/infobpiw)