Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) memiliki salah satu fungsi sebagai lembaga kajian dan menyampaikan rekomendasi-rekomendasi kebijakan untuk pimpinan, sehingga jajaran BPIW harus banyak diskusi dan banyak berpikir. Demikian disampaikan Sekretaris Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Firman H. Napitupulu saat membuka acara “Penguatan Etos Kerja dalam Mendukung Capaian Organisasi” di Jakarta, beberapa hari lalu.
Firman menuturkan, jajaran BPIW juga harus cakap dalam melakukan komunikasi. “Jadi kita harus mampu menyampaikan sesuatu dengan terbuka terkait kemampuan serta kompetensi kita masing-masing. BPIW bergantung pada kemampuan setiap individu di dalamnya untuk menyampaikan sesuatu, walaupun tetap satu pengambil keputusan yaitu kepala badan,” terang Firman.
Dalam acara yang dihadiri PNS di Lingkungan BPIW ini, Firman menjelaskan, latar belakang bagaimana berbicara dan bagaimana menyampaikan pikiran. “Itu akan menjadi suatu pengalaman dan proses yang akan memberikan pengajaran kepada kita,” jelasnya.
BPIW, lanjutnya, saat ini dituntut cepat, kreatif dan inovatif dan langsung bisa berinteraksi dengan masyarakat. Karena itu, pola komunikasi yang disampaikan dapat memperkuat etos kerja, mendukung capaian organisasi.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut, Becky Tumewu dari Talk Inc. Ia menjelaskan tingkat kenyamanan seseorang dalam berkomunikasi sangat bergantung dengan banyak hal.
“Mood kita, siapa yang kita ajak berbicara dan hal-hal lainnya berpengaruh terhadap kenyamanan kita, kalau kita menemui audience yang kita pikir lebih dari kita biasanya hal itu akan menurunkan rasa percaya diri kita,” jelasnya.
Becky mengungkapkan, rasa percaya diri dosisnya harus sesuai dan harus tepat. “Untuk mendapatkan rasa percaya diri yang tepat, kita harus mendapatkan self concept (konsep diri) yang dapat kita gambarkan kepada orang menjadi self esteem, self image dan social image” ungkapnya.
“Lalu dimana self confidence? Self confidence akan timbul bila kita memiliki konsep diri yang kuat, utuh tentang diri kita, yang dibentuk oleh banyak hal termasuk pengalaman dan peristiwa yang kita alami,” lanjut Becky.
Becky menerangkan, harus ada persiapan agar rasa percaya diri keluar dengan benar dan bisa menyelesaikan tugas dengan tepat. “Percaya diri harus ada modal, kalau tidak ada modal namanya nekat. Di saat anda profesional dalam menjalankan tugas, hal itu akan berbuah baik bagi diri anda,” jelasnya.
Becky menambahkan, berpikiran positif akan membangun rasa percaya diri yang sehat terutama jika bisa menghargai orang lain. “Kita bisa menghargai orang lain dengan mendengarkan apa yang diucapkan oleh orang itu, menyampaikan pesan dengan sopan, tunjukkan positive body language dan tunjukan empati” jelasnya.
Becky mengungkapkan terkadang mood seseorang tidak selalu baik setiap saat, namun ia memberikan tips agar dapat berkomunikasi dengan positif terus menerus yaitu membiasakan diri berkomunikasi dengan positif dan jadikan itu standar berkomunikasi.
Selain itu, Becky menjelaskan cara seseorang berkomunikasi dipengaruhi dari 10% kata, 20% suara dan 70% visual. Visual terbagi lagi menjadi 60% body language dan 10% total look. “Body Language itu meliputi eye contact, senyuman yang tulus, gesture yang baik dan postur tubuh yang baik” jelasnya.
Pada kesempatan ini, becky juga menjelaskan bagaimana professional etiquette (etiket) dalam berbagai hal seperti saat memberikan salam, saat sedang rapat, saat menelepon, mengirim email dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat melakukan hal tersebut (bri/infoBPIW)