Integrated Rest Area yang Dibangun Kementerian PUPR Mendapat Respon Positif dari Bupati Jembrana

Layanan Informasi BPIW     |     11 Apr 2018     |     10:04     |     1281
Integrated Rest Area yang Dibangun Kementerian PUPR Mendapat Respon Positif dari Bupati Jembrana

Bupati Jembrana Bali I Putu Artha optimis integrated rest area atau anjungan cerdas yang dibangun Kementerian PUPR, dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke daerahnya dan memberikan dampak bagi perekonomian di sekitar kawasan tersebut. Ia pun berkomitmen bahwa pemerintah Kabupaten Jembrana siap mendukung rencana operasionalisasi anjungan yang bangunan utamanya telah selesai.  Demikian disampaikan Bupati Jembrana I Putu Artha saat menerima perwakilan dari Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR di Kantor Bupati, Senin (9/4).

“Anjungan yang dibangun ini merupakan penghargaan yang luar biasa dari pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR bagi kemajuan daerah kami,” ucapnya bangga. Putu Artha juga meyakini dengan adanya  integrated rest area ini merupakan kesempatan untuk memasarkan berbagai komoditas daerah.

Ia juga menekankan perlunya realisasi dari rencana pembangunan jalan tol Denpasar-Gilimanuk sehingga lebih memudahkan konektivitas Jembrana ke ibukota provinsi yang akhirnya dapat mengundang para wisatawan mancanegara datang ke Jembrana. Ia juga berharap kedepan Kementerian PUPR dapat membangun jembatan yang menghubungkan lokasi Pura dengan anjungan Rambut Siwi.

“Jadi dengan adanya jembatan diharapkan dapat mempermudah akses masuk ke anjungan. Namun karena belum dibangun jembatan, kita berupaya melakukan rekayasa agar arus lalu lintas dapat mengarah ke anjungan,” tuturnya.

Pada pertemuan tersebut Kepala Bidang Fasilitasi Pengadaan Tanah, Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW, I Gde Wayan Samsi Gunarta menjelaskan bahwa setidaknya terdapat 4 klaster bisnis yang akan dikembangkan di kawasan ini yaitu klaster wisata, kuliner, agro, serta kerajinan.  Dalam klaster wisata, konsep pengembangan ke depan diharapkan tidak hanya menambah jumlah wisatawan, tapi juga lama waktu tinggal. “Dengan lebih lama tinggal di Jembrana, para wisatawan dapat lebih banyak membelanjakan uangnya sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan berkontribusi pada peningkatan pendapatan asli daerah,” ungkapnya.

Klaster kedua yakni kuliner dapat masuk ke anjungan tersebut. Klaser ketiga yakni adanya pemasaran produk agrobisnis seperti kopi dan coklat.  “Peluang pengembangan agrobisnis ini sangat besar dengan adanya anjungan ini, karena selama ini pendapatan per tahun dari kopi dan coklat masih rendah sekali. Jadi nantinya kita tinggal mengembangkan aglomerasinya saja,” ucapnya.

Klaster keempat  menurutnya adalah kriya atau kerajinan tangan. “Pemerintah berperan pengembangkan 4 klaster ini. Dengan adanya anjungan ini, pertumbuhan ekonomi daerah diprediksi dapat meningkat sekitar 2,5 persen,” ucapnya. 

Samsi berharap anjungan yang akan diresmikan penggunannya dalam waktu dekat ini, dapat mendorong pariwisata daerah setempat dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun yang penting menurutnya pengelolaan anjungan harus dilakukan dengan manajemen yang solid, sehingga dapat berjalan dengan baik. “Jadi benar-benar dapat dioperasionalkan dengan basic manajemen pengelolaan anjungan yang baik,” tuturnya. 

Dalam pertemuan tersebut, Samsi juga ditemani Kepala Bagian Hukum Kerja Sama Layanan Informasi (HKLI) Sekretariat BPIW P.Yudantoro, serta staf lainnya untuk membahas rencana kerja sama pengembangan anjungan cerdas Rambut Siwi. Turut hadir dalam pertemuan itu Sekda Jembrana I Made Sudiada, Asisten II Setda Jembrana, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Nengah Alit, serta para pejabat lainnya  di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana.  Ing/Hen/infobpiw

 

 

Bagikan / Cetak:

Berita Terkait: