BPIW Kementerian PUPR menggelar Knowledge Sharing Program Techincal Deep Dive (TDD) on Transit-Oriented Development (TOD), bertempat di ruang rapat BPIW, Selasa, 20 Februari 2024. Program tersebut laksanakan pada 29 Januari – 2 Februari 2024 di Tokyo dan Osaka, Jepang. Program tersebut diikuti oleh Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah II, Melva Eryani Marpaung, Kepala Bidang Keterpaduan Program, Mangapul L. Nababan, dan Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah I.A, Hasna Widiastuti.
Saat memberikan kata sambutannya, Kepala BPIW Yudha Mediawan mengatakan, kegiatan knowledge sharing ini rutin dilakukan yang bertujuan untuk berbagi ilmu pengetahuan yang didapat setelah para pejabat dan pegawai BPIW menimba ilmu terutama dari luar negeri terkait ilmu pengetahuan yang didapat di sana.
TOD sendiri sudah ada di Indonesia dan menurutnya perlu diimplementasikan. “TOD sifatnya terintegrasi pada simpul-simpul suatu kawasan di perkotaan,” ujarnya. Kegiatan knowledge sharing ini juga mengajak generasi muda BPIW terutama yang berkaitan dengan substansi, untuk menambah wawasan atau referensi para generasi muda untuk memunculkan ide-ide baru yang bisa dilakukan dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPIW.
Dalam paparannya Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah II, Melva Eryani Marpaung menjelaskan kegiatan ini merupakan Knowledge Exchange Program yang diselenggarakan oleh The World Bank Tokyo Development Learning Center (TDLC) bekerjasama dengan Transit-Oriented Development Community of Practice (CoP). Program ini diikuti oleh sembilan negara yakni Indonesia, Thailand, Palestina, Ghana, Tanzania, Kenya, Djibouti, Kamerun, dan Kolombia.
Setelah mempelajari TOD Melva menyimpulkan bahwa green TOD menjadi salah satu penyelesaian isu strategis dan permasalahan perkotaan. Pengembangan TOD membutuhkan Integrasi Urban Planning dan Transport Planning. Selain itu menurutnya stakeholder engagement serta penyelesaian masalah lahan melalui komunikasi landowners ataupun land readjustment menjadi perihal yang sangat penting bagi keberhasilan pengembangan TOD.
Dari sisi peran, maka peran swasta sangat penting dalam implementasi yang lebih profesional dan pembiayaan yang lebih efektif dan efisien. Ia juga menilai pengalaman Jepang dalam pengembangan TOD bisa diadopsi di Indonesia terkait konsistensi dan komitmen Pemerintah, stakeholder engagement dalam perencanaan, pengadaan lahan dan pembiayaan.
Kegiatan di Jepang tersebut menurut Kepala Bidang Keterpaduan Program, Mangapul L. Nababan menjadi ruang bagi Kementerian PUPR untuk melakukan perencanaan dan pemprograman terutama terkait TOD. Dulu menurutnya BPIW punya unit yang khusus menangani pengembangan perkotaaan. Sekarang unit kerja di BPIW per wilayah. Bila BPIW ingin merespon mengenai pengembangan perkotaan dengan sistem TOD, maka menurutnya organisasi BPIW perlu disiapkan untuk mengakomodir hal itu.
Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah I.A, Hasna Widiastuti yang turut mengikuti kegiatan di Jepang tersebut mengatakan, terdapat kesinambungan perencanaan TOD pada setiap tingkat pemerintah, dari tingkat pemerintah pusat (MLIT), perfecture, sampai ke kota. Komtimen pada setiap level pemerintah pada akhirnya mampu mewujudkan perencanaan TOD tersebut.
Kegiatan ini juga diikuti Sekretaris BPIW Benny Hermawan, Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah I, Boby Ali Azhari, dan Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah III, Pranoto. Selain itu diikuti Pejabat Administrator dan pegawai BPIW. (Hen/Tiara)