Guna meningkatkan kualitas serta menajamkan produk perencanaan, BPIW Kementerian PUPR menggelar simposium dengan mengundang para pakar dari berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya mempublikasikan produk kegiatan yang bersifat strategis pada tahun 2020.
"Pada acara simposium ini, jajaran BPIW mengharapkan beragam masukan dan koreksi dari para pakar, agar produk yang disusun tim BPIW ini benar-benar teruji dan berkualitas," ungkap Kepala BPIW Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono saat menyampaikan sambutan dalam acara "Simposium Produk BPIW Kementerian PUPR terkait Pengembangan Infrastruktur PUPR di Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua" yang digelar di Jakarta, Selasa, 13 April 2021.
Hadi menerangkan, sejak tahun 2015 BPIW telah menyusun berbagai dokumen perencanaan pengembangan infrastruktur PUPR. "Penyusunan dokumen perencanaan BPIW dilakukan dengan berbasis Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)," terangnya. Kemudian, lanjut Hadi, pada periode 2020-2024 berinovasi BPIW menerapkan 15 indikator WPS diantaranya kawasan strategis tematik seperti, Kawasan Industri (KI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Lumbung Pangan, Kawasan Perkotaan, Perbatasan dan kawasan prioritas lainnya.
Menurutnya, BPIW juga telah memberikan input dalam berbagai forum pembahasan pembangunan, seperti Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan Daerah (Rakortekbangda) dan Konsultasi Regional (Konreg) Kementerian PUPR.
Hadi menyatakan terkait pengembangan infrastruktur PUPR di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua, terdapat enam produk yang dibahas, diantaranya untuk mendukung Kawasan Metropolitan Bitung, Minahasa, Manado (Bimindo) diperlukan strategi pengendalian pertumbuhan melalui pembangunan infrastruktur PUPR yang terpadu.
Kemudian, lanjutnya, untuk Kota Baru Sofifi telah ditetapkan sebagai major project dengan arahan program pembangunan pelabuhan bendungan bandara, penyediaan air baku di kawasan perkotaan, sistem angkutan umum massal perkotaan berbasis jalan dan lainnya.
"Perlu adanya rencana dan program infrastruktur yang dapat mendukung pengembangan Raja Ampat," terangnya. Selain itu, lanjutnya, perlu juga rencana dan program pengembangan kawasan perkotaan dan infrastruktur di kawasan terdampak bencana Kota Palu untuk mencapai kota berketahanan.
"Pengembangan Kota Tual sebagai Lumbung ikan nasional dan kawasan pariwisata gugus pulau, Percepatan pembangunan perekonomian berbasis maritim serta Pengembangan pariwisata," paparnya. Termasuk, pengembangan kawasan Biak Numfor untuk mendukung pada Daerah Prioritas Pariwisata (DPP) Biak–Teluk Cendrawasih, Pembangunan Bandar Antariksa (Lapan) dan Sentra Perikanan.
Setelah pembukaan, simposium dilanjutkan dengan pengantar dari Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah III, Manggas Rudy Siahaan, serta pemaparan 6 produk kegiatan Tahun 2020 di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua dari Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah III.A, Erwin Adhi Setyadhi, Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wlayah III.B, Melva Eryani Marpaung, dan Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah III.C, Doedoeng Zenal Arifin.
Untuk memperkaya substansi produk dalam diskusi tersebut, dihadiri oleh beberapa penanggap diantaranya Prof. Dr. Ir Charles Kapel (Dosen Universitas Sam Ratulangi), Dede Sumarna , ST, MT (Dekan Fakultas Teknik Universitas Bumi Hijrah Sofifi), Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST, MT (Rektor Universitas Cendrawasih), Saut Aritua H. Sagala, ST, M.Sc, Ph. D (Dosen PWK ITB), Dr. Ahmad Mubariq (Dosen UI).
Selain dihadiri oleh perwakilan dari unit organisasi di lingkungan kementerian PUPR, acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian/Lembaga dan beberapa pemerintah daerah seperti Bupati Biak Numfor dan jajarannya, baik secara daring maupun luring. (ris/infoBPIW)