BPIW Kementerian PUPR kembali menggelar kegiatan Pengayaan Materi Pengembangan Infrastruktur Wilayah (PIW). Kali ini, Pengayaan Materi PIW mengambil tema "Evaluasi Dampak Pembangunan Infrastruktur PUPR terhadap Pengembangan Ekonomi dan Wilayah" yang dilaksanakan di Jakarta, Jumat, 23 Desember 2022.
Kepala BPIW, Rachman Arief Dienaputra menyampaikan, untuk kegiatan Pengayaan Materi PIW saat ini nara sumbernya, Direktur Pengembangan Metodologi Survei dan Sensus, Badan Pusat Statistik (BPS), Sarpono serta dosen Pengembangan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Gajah Mada, Agam Marsoyo, Ph.D.
"Materi pengayaan hari ini merupakan penutup dari rangkaian pengayaan materi bagi para pejabat di lingkungan BPIW untuk tahun ini," ungkap Arief dalam sambutannya saat membuka kegiatan tersebut. Menurutnya, berbagai materi pengayaan yang telah dilakukan, yakni konsepsi evaluasi, metode analisis kuantitatif dan analisis spasial, pendalaman kasus, serta bagaimana menulis laporan dan menyajikan presentasi. Arief menekankan, walaupun ditempatkan pada akhir sesi, namun materi saat ini tidak kalah penting dibandingkan dengan materi lainnya.
Lebih lanjut, Ia menerangkan, pemahaman lapangan yang baik merupakan prasyarat agar yang direncanakan dan programkan benar-benar relevan dengan kebutuhan pengembangan kawasan dan pelayanan kepada masyarakat.
"Melalui serangkaian pengayaan evaluasi manfaat dan dampak, saya ingin menekankan pentingnya evaluasi dalam memahami isu-isu di lapangan. Selain aspek relevansi, evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi program juga perlu dilakukan di seluruh kawasan dan seluruh program," papar Arief.
Menurutnya, evaluasi manfaat dan dampak ini akan memberikan pembelajaran isu-isu yang perlu mendapat perhatian serta paraktik-praktik baik yang dapat diteruskan dan replikasi di wilayah lain. Ia berharap, seluruh rangkaian pengayaan ini dapat meningkatkan kualitas dukungan BPIW dalam membangun infrastruktur PUPR yang andal dan berkeadilan, melalui peningkatan kualitas perencanaan dan pemrograman.
"Kedepan, upaya peningkatan kompetensi para pegawai ini akan terus dilakukan, baik dilaksanakan di internal BPIW maupun melalui kerja sama kita dengan BPSDM," tegasnya. Hal tersebut dilakukan mengingat strategisnya peran BPIW dalam menentukan arah dan kualitas pembangunan infrastruktur PUPR.
"Saat ini kita juga tengah mengembangkan kriteria kompetensi minimal yang perlu dimiliki oleh para pejabat dan staf di lingkungan BPIW. Penyusunan kriteria kompetensi ini merupakan salah satu bentuk kerja sama dengan Ikatan Ahli Perencanaan (IAP)," paparnya.
Di tempat yang sama, Direktur Pengembangan Metodologi Survei dan Sensus, BPS, Sarpono menyampaikan materi “Metodologi Pengumpulan Data dan Informasi melalui Sensus dan Survei”. Dalam paparannya, Sarpono menyampaikan, prinsip-prinsip penyelenggaraan statistik.
“Statistik ditempatkan sebagai instrumen penting dalam kehidupan masyarakat dan tersedia bagi siapapun tanpa terkecuali. Kemudian, statistik merupakan hasil dari suatu proses intelektual yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” papar Sarpono.
Termasuk, statistik memenuhi nilai kualitas, waktu, biaya, dan menghindari beban atau kejenuhan responden dan lainnya.
Pada akhir sesi, dosen Pengembangan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Gajah Mada, Agam Marsoyo, Ph.D menyampaikan, “Metode Kualitatif Analisis Manfaat dan Dampak”. Menurutnya, peran BPIW dalam sistem POAC (planning, organizing, actuating, controlling) adalah meningkatkan keterpaduan pembangunan infrastruktur PUPR antar daerah, antar sektor dan antar tingkat pemerintahan dengan pengembangan wilayah. “Hal itu dalam rangka mengatasi permasalahan pembangunan infrastruktur seperti disparitas antar wilayah, tingginya urbanisasi, belum mantapnya konektivitas, serta pemanfaatan sumber daya yang belum optimal dan lainnya,” papar Agam.