BPIW Susun Pengembangan Kawasan Metropolitan Baru Palembang Raya

Layanan Informasi BPIW     |     16 Nov 2016     |     05:11     |     2939
BPIW Susun Pengembangan Kawasan Metropolitan Baru Palembang Raya

Metropolitan Baru Palembang Raya merupakan salah satu kawasan yang ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019. Kawasan metropolitan baru tersebut mencakup Kota Palembang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), sebagian Kabupaten Banyuasin, sebagian Kabupaten Ogan Ilir, dan sebagian Kabupaten Ogan Komering Ilir. 

Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Ir. Rido Matari Ichwan, MCP mengatakan, salah satu bentuk dukungan yang dilakukan BPIW adalah melakukan perencanaan pengembangan infrastruktur PUPR terpadu di kawasan metropolitan baru tersebut.

Untuk itu BPIW akan membuat masterplan pengembangan Metropolitan Baru Palembang Raya yang dilengkapi dengan program pembangunan infrastruktur sebagai acuan dalam pengembangan infrastruktur PUPR.

Hal itu disampaikan Rido, saat pelaksanaan Seminar Pengembangan Metropolitan Palembang Raya, di Aula Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, di Palembang, Selasa (15/11). Menurut Rido seminar tersebut digelar   untuk menjaring aspirasi, menyerap rekomendasi kajian, studi dan mengakomodasi masukan dari praktisi dan akademisi perencanaan perkotaan.

 “Total penduduk Kawasan Metropolitan Palembang Raya ini mencapai 3,5 juta jiwa pada tahun 2015, dan ini menjadi kekuatan besar untuk tersedianya sarana perkotaan yang memadai. Kota Palembang menjadi kota inti dari kota-kota sekitarnya. Untuk itu, dalam seminar ini diperlukan masukan dari berbagai kalangan, misalnya apakah perlu tata ruang khusus bagi Kota Palembang,” tutur Rido.  

Lebih lanjut Rido menjelaskan, konsep pengembangan Metropolitan Palembang Raya menitikberatkan pada pengembangan dua kota inti dengan fungsi yang berbeda, dimana Tanjung Api-Api sebagai pengembangan industri dan Kota Palembang sebagai pengembangan perdagangan dan jasa. Kemudian pengembangan kota-kota satelit yang mandiri dengan fungsi berbeda-beda. Kota Palembang berperan sebagai kota inti yang merupakan pusat perdagangan dan Jasa Skala Nasional.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api sebagai Kota Satelit I yang merupakan pusat industri pengolahan. Perkotaan Indralaya dan Kayu Agung sebagai Kota Satelit II yang merupakan pusat perdagangan dan Jasa Skala Kabupaten. Kawasan Jakabaring, Talang Kelapa dan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Telang sebagai kawasan pendukung metropolitan dalam penyediaan perumahan.  Kawasan Kertapati sebagai kawasan penghubung inter atau intra Metropolitan Palembang.

Dalam pengembangan Metropolitan Palembang Raya menurut Rido dilakukan dengan pendekatan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) , yakni WPS 5 Jambi-Palembang-Bangka Belitung dan WPS 6 Merak-Bakauheni- Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api.  Jadi kita membangun infrastruktur seperti jalan tol,  penyediaan perumahan yang layak huni , penataan  kawasan kumuh, penyediaan air bersih dan sanitasi,” ungkapnya.

Kegiatan yang diadakan Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan BPIW ini juga menghadirkan beberapa narasumber seperti mantan walikota Palembang,  Eddy Santana Putra, dan Ibnu Syabri dari SAPPK ITB. Selain itu pada acara tersebut narasumber dari Universitas Sriwijaya yakni Erika Buchori, DR. Ir. Dinar DAP., Eddy Ganefo, dan Ir. Hardayani Haruno MT. Erika Buchori dari Universitas Sriwijaya

Hadir juga dalam acara tersebut, para perwakilan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Palembang Raya, Pemerintah Kota Palembang, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir, Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir dan Pemerintah Kabupaten Banyuasin Ogan Komerin Ilir, Kamar Dagang Indonesia (KADIN), Real Estat Indonesia (REI), Ikatan Ahli Perencana (IAP) Indonesia, dan Ikatan Ahli Arsitek (IAI)

Seminar tersebut juga diisi dengan sambutan dari Staf Ahli Gubernur Sumsel Bidang Pembangunan, Ucok Hidayat dan Dekan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, Subriyer Nasir. Hen/INI/infobpiw

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan / Cetak:

Berita Terkait: