Indonesia Dorong Kota Masa Depan yang Hijau, Tangguh, Cerdas dan Harmonis dengan Alam

Kepala BPIW saat menghadiri opening ceremony EAROPH ke-54 di Jakarta


Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Bob Arthur Lombogia menghadiri Opening Ceremony Regional Conference, Eastern Regional Organization for Planning and Human Settlements (EAROPH) yang digelar pada Senin, 6 Oktober 2025. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono.
Turut hadir dalam acara ini, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, dan delegasi peserta EAROPH International dari Malaysia, Filipina, Pakistan, Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Kepulauan Pasifik (Fiji dan Kepulauan Solomon). Sementara itu, sebagai perwakilan dari BPIW, hadir Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional, Zevi Azzaino, Kepala Bidang Keterpaduan Program dan Anggaran, Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional, Alis Listalatu, Kepala Bidang Perencanaan Strategis dan Evaluasi Kinerja, Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional, Mangapul Nababan, serta pejabat pengawas di lingkungan BPIW.
Tahun ini, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Regional Conference EAROPH ke-54 bertema “Transforming Urban Landscapes: Driving Progress, Innovation and Sustainability for Global Future Cities.” Kegiatan ini menjadi ajang bagi pemangku kebijakan, praktisi, dan para ahli untuk bertukar pikiran mengenai pendekatan inovatif dan berkelanjutan dalam mewujudkan perkotaan global di masa mendatang.
Presiden EAROPH Internasional, Jahangir Khan Sherpao, menekankan bahwa tema besar konferensi tahun ini mencerminkan urgensi zaman dalam mendorong inovasi dan ketahanan perkotaan di seluruh dunia. “Menurut saya, masa depan kota adalah tanggung jawab bersama yang diemban pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat,” ucap Jahangir. Ia menyoroti bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk membangun kota inklusif, tangguh, dan berdaya saing global. Sementara itu, Presiden EAROPH Indonesia, Andira Reoputra mengatakan bahwa konferensi ini bukan sekedar forum tematik, melainkan misi bersama untuk menguatkan komitmen terhadap keberlanjutan. Ia menegaskan Jakarta sebagai cerminan tantangan sekaligus harapan kota besar dunia.
Saat menyampaikan sambutan, Agus mengatakan pentingnya membangun kota masa depan yang menempatkan manusia, alam, dan teknologi dalam satu ekosistem yang berimbang. “Ketika kita berbicara tentang masyarakat, yang dimaksud bukan hanya kehidupan publik dan koneksi sosial, melainkan juga bagaimana manusia hidup berdampingan dengan alam. Green and blue infrastructure bukan sekadar fasilitas pendukung, melainkan fondasi penting yang menopang keberlangsungan kehidupan perkotaan,” ujar AHY dalam sambutannya. Selain itu, ia menekankan perlunya tata kelola yang efektif, seperti kolaborasi lintas kementerian/lembaga sebagai penghubung antar unsur pembangunan.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan mengenai tiga tantangan utama perkotaan, yaitu (1) krisis iklim termasuk banjir, kemarau, serta gelombang panas yang dihadapi oleh jutaan orang; (2) transformasi demografi yakni terjadinya pergeseran demografi yang menuntut model perkotaan yang adaptif, adil, dan responsi; (3) revolusi digital yang mendorong transformasi dalam pengelolaan kota, tetapi tetap berpihak pada aspek kemanusiaan. “Artifical Intelligence membuat kita bertransformasi dalam pengelolaan kota yang lebih baik, namun tidak ada teknologi yang bisa menggantikan manusia terutama dalam pengembangan perkotaan yang mendukung kesejahteraan masyarakat,” ucap Agus.
Di hadapan para peserta EAROPH Conference, Agus kemudian menutup sambutannya dengan tiga refleksi utama mengenai arah masa depan pembangunan kota di Indonesia dan dunia. “Pertama, masa depan adalah kehidupan perkotaan sebagai takdir yang kita bagi bersama. Kedua, masa depan itu rapuh sehingga kita perlu bertindak dengan hati-hati dan memandang jauh kedepan. Terakhir, masa depan ada ditangan kita dan butuh keberanian serta kasih sayang untuk mengubah kerentanan menjadi kekuatan,” ucap Agus.
Melalui refleksi tersebut, Agus mengajak seluruh pemimpin dan pemangku kepentingan untuk membangun kota yang tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga tangguh secara sosial dan berkelanjutan secara ekologis. (Mut/Safri/Tiara)