BPIW Jaring Gagasan Strategi Pengembangan Integrated City Planning (ICP) pada Kota Bukittinggi

Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah I, saat memberikan arahan



Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah selenggarakan rangkaian diskusi pengembangan infrastruktur dalam mendukung kegiatan Integrated City Planning (ICP) pada Kota Bukittinggi, Kabupaten Belitung, Kabupaten Mempawah, dan Kota Samarinda secara hybrid yang dimulai pada 24 hingga 26 Juni 2025 di Jakarta.
Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah I, Boby Ali Azhari dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan forum diskusi bagi pemangku kepentingan terkait untuk memunculkan ide dan gagasan baru yang dapat berkontribusi terhadap integrasi infrastruktur dalam Pembangunan perkotaan berkelanjutan di wilayah tersebut. “ICP adalah bentuk komitmen Kementerian PU dalam menjalankan empat amanat agenda global terkait pembangunan perkotaan, yaitu SDGs 2030, New Urban Agenda 2045, Paris Agreement, dan Sendai Framework for Disaster Risk Reduction,” jelasnya.
ICP juga merupakan dukungan terhadap 8 Misi Asta Cita yang telah diturunkan dalam arahan kebijakan nasional dalam RPJMN 2025-2029, Visi Kementerian PU 2029, dan sasaran utama PU 608, sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi pada perkotaan di Indonesia. Boby menambahkan bahwa Kota Bukittinggi memiliki potensi pariwisata yang cukup tinggi sehingga dapat dipertimbangkan pengembangan ke depannya.
Pada diskusi hari pertama, BPIW fokus pada pembahasan konektivitas dan aksesibilitas dengan mengundang sejumlah pemangku kepentingan dari Kementerian/Lembaga. Narasumber yang diundang dari Kementerian Perhubungan adalah Direktorat Prasarana Perkeretaapian, Direktorat Prasarana Transportasi Jalan, Direktorat Kepelabuhanan, dan Direktorat Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan. Sementara dari internal Kementerian PU adalah Direktorat Jalan Bebas Hambatan Ditjen Bina Marga. Diskusi ini dipandu oleh Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah I.A, Hasna Widiastuti. Dalam desk ini dibahas berbagai perkembangan perencanaan Kota Bukittinggi, di antaranya rencana kerjasama pemanfaatan pengembangan Terminal Tipe A Simpang Aur dan rencana pembangunan sky train.
Pada hari kedua, diskusi menghadirkan pemangku kepentingan dari masing-masing sektor baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Boby mengatakan bahwa Kota Bukittinggi memiliki ekonomi perkotaan yang dinamis dan terkonsentrasi, terutama didorong oleh sektor tersier. Tiga pasar di daerah ini yakni Pasar Atas, Pasar Bawah, dan Pasar Aur Kuning, yang menjadi pusat aktivitas ekonomi regional. Peran sektor ini erat kaitannya dengan posisi strategis Kota Bukittinggi sebagai simpul distribusi barang dan pusat belanja masyarakat dari wilayah sekitarnya.
Hari terakhir Pada desk Bukittingi, pemaparan dari Bappenas disampaikan langsung oleh Direktur Tata Ruang, Perkotaan, Pertanahan, dan Penanggulangan Bencana, Dody Virgo Sinaga. Beliau menyampaikan bahwa pembangunan Kota Bukittingi sudah masuk dalam Arahan RPJMN 2025-2029 yang meliputi pengembangan perkotaan dan potensi pariwisata, pembangunan TPST, SPAM Regional, pengembangan kota agropolitan, dan pengembangan layanan kesehatan serta ketangguhan terhadap bencana. “Kami berharap dengan kegiatan ICP di Bukittinggi ini, dapat menghasilkan konsep pengembangan kawasan bernilai tambah, mendorong kota menjadi engine of growth, dan merumuskan strategi implementasi city branding”, Jelasnya.
Diharapkan pemaparan dan diskusi ini akan menjadi masukan substansi yang penting dalam kegiatan integrated city planning pada Kota Bukittinggi. (MBA/Tiara)