Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) fokus pada pembangunan infrastruktur berbasis pengembangan wilayah, terutama di kawasan-kawasan strategis sebagai pusat pertumbuhan. Hal tersebut dilakukan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Demikin disampaikan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Hermanto Dardak pada talkshow Metro Plus Siang dengan tema “Pembangunan Infrastruktur PUPR Dorong Pertumbuhan Ekonomi”, di Jakarta, Jumat (13/5).
Dardak mencontohkan salah satu kawasan pusat pertumbuhan yaitu pada WPS Medan – Tebing Tinggi – Dumai – Pekanbaru. Didalam WPS tersebut, kawasan Kuala Tanjung akan menjadi pintu barat Indonesia melalui Hub (pelabuhan internasional). Sedangkan Sei Mangke telah disepakati menjadi hilirisasi produk sawit. Artinya, akses jalan akan difokuskan untuk mendukung wilayah hilirisasi produk sawit tersebut. Sebagai dukungan konektivitas, Kementerian PUPR juga berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dalam pembangunan jalur kereta api.
Terkait dengan dukungan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Dardak menjelaskan bahwa saat ini dalam pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba, Kementerian PUPR merencanakan akan membangun ‘The New Bali’. “Kami akan mendukung akses menuju Danau Toba berupa jalan tol dan jalur kereta api yang berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan. Hal tersebut akan menjadi tulang punggung pusat pertumbuhan Danau Toba sehingga bisa lebih kompetitif,” ujar Dardak.
Dalam mendukung Kawasan Industri, Dardak menjelaskan bahwa saat ini di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Cirebon dan Semarang, Kementerian PUPR sudah membangun tulang punggungnya berupa jalan tol. Hal tersebut dapat mendukung alur distribusi Kawasan Industri di sepanjang utara.
“Kita harus koordinasikan apa yang akan dibangun oleh masing-masing instansi terkait dalam Kawasan Industri. Kita koordinasikan dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten. Misalkan, di Cikarang terdapat Cikarang Dry Port, Kementerian PUPR telah memberikan akses untuk ke jalan tol, kemudian Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten memberikan jalan akses di dalamnya. Kemudian, melalui Kanal Cikarang - Bekasi – Laut atau CBL akan dimanfaatkan untuk konektivitas peti kemas langsung menuju Tanjung Priok,” terang Dardak.
Mengenai program pembangunan di wilayah perbatasan dan tertinggal, Dardak menuturkan bahwa Kementerian PUPR saat ini membangun wilayah perbatasan melalui wilayah pertumbuhan. Seperti contoh, di Kalimantan saat ini sudah dibangun lebih dari 1000 km jalan dari Temajuk menuju Aruk sampai ke Sebati dari total keseluruhan panjang jalan 2000 km. “Untuk Papua, saat ini Kementerian PUPR sedang fokus pada 4 wilayah pertumbuhan di perbatasan yaitu Jayapura - Merauke yang melewati pegunungan tengah dengan mendukung MIFEE sebagai wilayah pertumbuhannya,” ungkapnya. (ADN/InfoBPIW)