Kepala BPIW, Bob Arthur Lombogia melaksanakan Pemantauan Kesiapan Infrastruktur Jalan dan Jembatan untuk Jalur Lebaran Idul Fitri Tahun 2025 wilayah Sulawesi. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan intruksi Menteri Pekerjaan Umum untuk melaksanakan pemantauan dan pengecekan kondisi infrastruktur jalan dan jembatan yang akan digunakan sebagai Jalur Lebaran Idul Fitri Tahun 2025 (1446 H), agar jalan dan jembatan pada H-10 sampai dengan H+10 dapat dimanfaatkan oleh pengguna jalan/lalu lintas secara optimal.
Terdapat 5 koridor jalan untuk mendukung kelancaran arus lebaran tahun 2025 di Pulau Sulawesi yakni koridor: (1) Jalan Nasional Makasar-Maros-Pare-pare-Palopo-BTS Sulawesi Barat/ Batas Sulsel-Mamuju- Topoyo-Pasangkayu-BTS Sulawesi Tengah; (2) Jalan Nasional Bitung–Manado–Worotican-Attinggola/Bts. Gorontalo-Limboto-Marisa-BTS Prov. Sulawesi Tengah; (3) Jalan Tol Manado-Bitung; (4) Jalan Nasional Palu-Poso-bungku-Bts. Sulawesi Tenggara/Bts. Sulawesi Tengah-Pohara-Kendari; dan (5) Jalan Nasional Makasar-Bulukumba-Watampone-Bts. Kab. Bone-Tarumpakke-Palopo-Bts. Kab. Luwu Utara- Sulawesi Tenggara.
Hari pertama, Rabu 5 Maret 2025, pemantauan dilaksanakan pada Jalan Lintas Barat Pulau Sulawesi, di Koridor Jln. Nusantara (Makassar) – Bts. Prov. Sulbar – Bts. Kota Pinrang sepanjang 236,24 km, dan Bts. Provinsi Sulawesi Barat/Sulawesi Selatan - Mamuju sepanjang 251,37 km. Beberapa titik yang di pantau yakni lokasi potensi banjir, rawan longsor dan penanganan kerusakan jalan berlubang. Terdapat 26 lokasi potensi rawan banjir, dengan 6 lokasi berada di sepanjang Jalan Lintas Barat Pulau Sulawesi yaitu: (1) Ruas Bts. Prov. Sulbar – Bts. Kota Pinrang: Jl. Poros Majene - Mamuju No.184, Bungi, Kec. Duampanua, Kabupaten Pinrang Km. 219+100; (2) Jl. Bau Massepe (Parepare): KM 155+500; (3) Jl. Lingkar Parepare: KM 155+550; (4) Jl. Kemakmuran (Pangkep): Jl. Kemakmuran, Mappasaile, Kec.Pangkajene, Kab. Pangkep; (5) Bts. Kab. Barru - Bts. Kota Pangkajene: Benteng, Kec. Mandalle, Kab. Pangkep; dan (6) Bts. Kota Barru -Bts Kota Pare Pare: Batupute, Kec. Soppeng Riaja, Kab. Barru.
Bob menyampaikan bahwa pelaksanaan pemantauan tidak hanya melibatkan balai di lingkungan Ditjen Bina Marga, tetapi juga balai di lingkungan Ditjen Sumber Daya Air. Pemantauan ini dimaksudkan agar kesiapan jalur lebaran tidak hanya memastikan kemantapan jalan dan jembatan, namun juga kesiapan mitigasi bencana yang dapat mengganggu fungsi jalan, akibat potensi banjir atau tanah longsor, sehingga memerlukan adanya sinergi penanganan lintas balai. Selain itu, diperlukan ketersediaan dan kesiapan logistik dan sumber daya seperti peralatan dan material darurat (alat berat, kendaraan evakuasi, dll), posko-posko jalur lebaran, dan peralatan Disaster Relief Unit (DRU) untuk tanggap darurat apabila terjadi banjir ataupun longsor.
Selanjutnya Bob juga memberikan arahan secara langsung kepada Kepala Balai dan koordinator lapangan terkait hal-hal yang perlu ditindaklanjuti untuk memastikan fungsionalitas infrastruktur yang akan digunakan sebagai Jalur Mudik Lebaran Idul Fitri Tahun 2025 (1446 H).
Dalam kesempatan ini Bob juga mengapresiasi pihak-pihak yang turut hadir dalam pemantauan yaitu Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II; Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Selatan; Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Barat; Kepala Subdirektorat Perencaan Teknis Preservasi II, Direktorat Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II; Kepala Subdirektorat Wilayah III, Direktorat Pembangunan Jalan; Kepala Satuan Kerja OP Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang; serta sejumlah pegawai Balai di lingkungan Ditjen Bina Marga dan Balai di lingkungan Ditjen SDA. (Farh/Tiara)
