Kementerian PUPR Optimalkan Konektivitas Menuju Kota Baru Publik Maja

Layanan Informasi BPIW     |     01 Nov 2016     |     04:11     |     908
Kementerian PUPR Optimalkan Konektivitas Menuju Kota Baru Publik Maja

Kementerian PUPR saat ini  sedang  mengoptimalkan akses jalan dari Pamulang ke Maja sepanjang 58,35 km dan jalan bebas hambatan lanjutan dari Serpong ke Balaraja sepanjang 30 km.  Hal itu dilakukan sebagai bagian dari pengembangan kawasan Kota Baru Publik Maja.

 

Selain itu juga sedang disusun masterplan dan development plan keterpaduan pengembangan infrastruktur dengan pengembangan kawasan tersebut. Saat ini  Kementerian PUPR juga tengah mengupayakan tersedianya air bersih yang dibutuhkan untuk permukiman di Maja”, ujar Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan saat berbicara dalam talkshow Metro Plus Siang, Jakarta, (31/10).

 

Rido juga mengatakan untuk mengembangkan kota baru tersebut perlu terus dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak. Untuk itu menurutnya Kementerian PUPR melalui BPIW telah melakukan koordinasi baik dengan pengembang, empat Pemerintah Daerah di sekitar wilayah Maja maupun beberapa stakeholder lainnya.

 

Koordinasi yang dilakukan menyangkut fasilitasi pengadaan tanah, perizinan bangunan, dan desain pengembangan kota baru Maja baik dengan developer maupun dengan pihak pihak terkait. "Koordinasi lanjutan tersebut dapat berupa forum komunikasi," lanjut Rido.

 

Terkait antusiasme pengembang, Rido mengakui, Kementerian PUPR telah melakukan kesepakatan bersama (MoU) dengan lebih dari 20 developer yang akan menterpadukan rencana dan mempercepat implementasi program pembangunan infrastrurktur dan pengembangan kawasan.

 

Lebih lanjut Rido mengatakan pengembangan Kota Baru di Indonesia sudah ada sebelumnya yaitu Kebayoran Baru dan BSD.  Pengembangan dua kota baru ini menurutnya dapat menjadi contoh untuk diaplikasikan di Kota Baru Publik Maja.

 

Menyangkut masalah luas tanah, dikatakannya bahwa luas tanah di Kota Baru Maja mencapai 18.000 hektar. Luas lahan tersebut lebih lebih besar bila dibandingkan dengan kota baru yang sudah dikembangkan sebelumnya, seperti BSD yang mencapai 6.000 hektar. "Dari 18.000 hektar itu, maka  11.000 hektar akan dijadikan sebagai kawasan perkotaan dan sisanya ada yang dijadikan sebagai kawasan industri dan kebutuhan lainnya," tutur Rido.  (INI/IND/INFOBPIW)

Bagikan / Cetak:

Berita Terkait: