Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung pengembangan Waterfront City atau kota tepi laut di Indonesia, sebagai salah satu upaya mewujudkan Kota Cerdas Berkelanjutan. Salah satu daerah yang dianggap berpotensi mengembangkan Kota Tepi Laut tersebut adalah Tangerang Selatan. Kota tersebut memiliki sembilan situ dan lima sungai, menjadi potensi dalam mewujudkan konsep tersebut.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Agusta Ersada dalam acara Tangerang Selatan Global Innovation Forum (TGIF) – World Technopolis Association (WTA) di GWB Puspiptek, Tangerang Selatan, (20/9). Saat itu Agusta menjadi salah satu pembicara pada salah satu sesi perbincangan yang bertemakan Konferensi Internasional Mewujudkan Kota Tepi Air di Kota Tangerang Selatan.
Pada kesempatan tersebut Agusta menyatakan bahwa dalam mengembangkan Kota Tepi Air ini ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu perencanaan yang mempertimbangkan citra, identitas dan nilai-nilai serta budaya lokal. Prinsip lainnya adalah pengembangan kawasan dengan mempertimbangkan nilai manusia, sosial dan ekonomi, serta pengendalian pembangunan kawasan dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan ekologisnya.
Lebih lanjut Agusta menyebutkan saat ini Kementerian PUPR melakukan perencanaan dan desain dari National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) sebagai tata kelola dan komunitas cerdas berkelanjutan. Selain NCICD, Kementerian PUPR juga turut mengembangkan konsep dan program pembangunan Rusunawa di Sungai Ciliwung.
“Salah satu contoh aplikasi kehidupan cerdas berkelanjutan yang dikembangkan oleh Kementerian PUPR saat ini adalah pemanfaatan Kanal Banjir Timur atau KBT sebagai showcase koridor infrastruktur hijau,” tutur Agusta. Selain sebagai pengendalian banjir, KBT dapat berfungsi sebagai konservasi air, koridor Ruang Terbuka Hijau (RTH), transportasi air dan dermaga, pariwisata, kawasan perniagaan, dan pelabuhan.
Konsep Kota Tepi Laut juga akan diterapkan di Kota Seribu Sungai yaitu Banjarmasin. Konsep ini dilakukan dengan tujuan memaksimalkan potensi sungai sebagai jalur transportasi, objek wisata, dan melestarikan budaya masyarakat Pasar Terapung di Sungai Barito.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Dinas Tata Kota dan Pemukiman Tangerang Selatan, Mukoddas Syuhada berharap dengan berbasis komunitas, maka dengan konsep tersebut, dalam lima tahun, Kota Masa Depan Tangerang Selatan, akan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat dengan berbagai kreativitas dan nilai-nilai sosialnya. Diharapkan nantinya visi dan misi Kota Tangerang Selatan akan terwujud. (INI/InfoBPIW)