BPIW Kementerian PUPR menggelar rapat koordinasi terkait Pengembangan Ruang Terbuka Publik (RTP) Kemayoran melalui video conference (vicon), Rabu, 22 Desember 2021. Saat memimpin rapat tersebut Kepala BPIW Kementerian PUPR Rachman Arief Dienaputra mengatakan rapat ini untuk menyinkronkan program dari Ditjen Cipta Karya dan Sumber Daya Air (SDA) terkait dukungan infrastruktur bidang PUPR untuk RTP tersebut.
Pada kesempatan itu Kepala Balai Kawasan Permukiman dan Perumahan Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan Ditjen Cipta Karya Kuswara menjelaskan bahwa pihaknya telah memiliki Skematik Desain Pengolahan Air Danau Kemayoran.
Skema ini untuk mendukung terwujudnya penjernihan air danau (water treatment) yang dapat menghasilkan air bersih dan sehat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air baku di kawasan Kemayoran serta tujuan rekreasi masyarakat di ruang terbuka hijau. “Hal ini dilaksanakan sejalan dengan surat yang disampaikan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) tanggal 15 April 2021, terkait permohonan dukungan pengembangan RTP kawasan Kemayoran,” tuturnya.
Menanggapi hal itu Rachman mengatakan skema itu akan dijadikan dasar penyusunan integrasi rencana program antara Ditjen Cipta Karya dan SDA dalam mendukung pengembangan RTP tersebut. Rachman juga menyatakan bahwa koordinasi ini untuk memastikan lokasi pembangunan SIstem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Setelah ditentukan lokasinya menurutnya dapat dilanjutkan dengan pembuatan Detail Engineering Design (DED) dan konstruksi.
Dalam rapat ini juga didiskusikan beberapa hal seperti kemungkinan waduk dinormalisasi sebelum IPAL dibangun atau IPAL dibangun dulu baru kemudian waduk dinormalisasi. “Tadi ada opsi untuk membuat aerator sebagai IPAL sementara, sebelum dibangun. Opsi ini akan kita bahas lebih lanjut,” tuturnya.
Untuk menjaga kualitas air di danau bawah yang menjadi tampungan air hasil olahan IPAL, menurut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane Bambang Heri Mulyono, perlu ditingkatkan kapasitas pompa dari main drain ke danau atas. Menurut Rachman masalah pendanaan perlu didiskusikan lebih lanjut, mengingat BBWS telah mengalokasikan anggarannya untuk pembuatan pompa di Kali Sentiong yang diperkirakan akan selesai pada 2023 mendatang.
Sedangkan mengenai salah satu permohonan Mensesneg untuk pembuatan pintu air, menurut Rachman masih menunggu hasil kajian Ditjen SDA, untuk memastikan apakah pintu air tersebut diperlukan atau tidak seiring sedang dibangunnya Stasiun Pompa Ancol Sentiong.
Rachman juga menyatakan bahwa BPIW diberi amanah untuk menterpadukan kegiatan yang dilakukan oleh setiap unit organisasi (unor) termasuk waktu pentahapan pembangunannya. Bila unor yang melaksanakan pembangunan dan programnya sudah dipastikan, maka menurut Rachman BPIW akan menyusun rencana aksinya.
Rapat ini juga dihadiri beberapa pejabat Ditjen Cipta Karya antara lain Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman (SSPIP) Pandu Gunadi Atmosukarto dan Sub Koordinator Air Limbah Domestik Direktorat Sanitasi Asri Indiyani.
Sedangkan dari Ditjen SDA diantaranya dihadiri Direktur Sistem dan Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air (SSPSDA) Birendrajana dan Kepala Sub Direktorat Strategi, Program, dan Anggaran SSPSDA Niken Puspitasari. Pejabat BPIW yang turut hadir, salah satunya adalah Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah II Kuswardono. (Hen/infobpiw)