BPIW Lakukan Penyusunan RPIW Provinsi Kepulauan Riau

Layanan Informasi BPIW     |     29 Jun 2022     |     04:06     |     4163
BPIW Lakukan Penyusunan RPIW Provinsi Kepulauan Riau

BPIW Kementerian PUPR melalui Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah I saat ini sedang menyusun Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah (RPIW) Provinsi  Kepulauan Riau (Kepri). Sebagai bagian dari penyusunan RPIW tersebut, pada  Selasa, 28 Juni 2022 digelar diskusi tantangan, peluang, dan manfaat dari rencana pembangunan Jembatan Batam-Bintan yang berada di provinsi tersebut.  

Kepala BPIW Kementerian PUPR, Rachman Arief Dienaputra mengatakan pembangunan jembatan dibagi dua pekerjaan yakni dari Batam ke Tanjung Sauh dengan loan yang saat ini sedang tahap persiapan readiness criteria. Kemudian dari Tanjung Sauh ke Bintan rencananya dengan skema Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) dan sekarang tahap persiapan untuk lelang. 

Menurut Arief perlu strategi agar dapat segera terealisasi dan perlu upaya untuk membantu Provinsi Kepri supaya mendapat benefit yamg cukup besar dari pembangunan jembatan tersebut. “Saat Jembatan Batam-Bintan ini dibangun, maka ada kawasan yang bisa bangun dan bisa dioperasikan untuk bisa mendapatkan benefit bagi Pemerintah Daerah,” tuturnya.  

Pembahasan pada diskusi itu juga difokuskan pada pembahasan penajaman isu strategis, potensi pengembangan wilayah, penguatan konektivitas dan sistem logistik, interaksi antar kawasan, serta dampak pembangunan infrastruktur terhadap pengembangan wilayah/kawasan di provinsi tersebut.

Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah I BPIW, Hari Suko Setiono berharap dari kegiatan ini dapat mendukung penyiapan dokumen RPIW, agar  benar-benar implementatif. Terkait pembangunan jembatan, diharapkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitar berupa penyerapan tenaga kerja. Ia menilai perlu pembagian peran antara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah setempat. 

“Misalnya Kementerian PUPR membangun jembatan dan infrastruktur pendukung dan Pemerintah Daerah memikirkan mau dibuat apa kawasan sekitar, ketika jembatan itu sudah jadi,” tuturnya. 

Diskusi yang dimoderotori Kepala Bidang  Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah I.A. BPIW,  Melva Eryani Marpaung ini juga menghadirkan narasumber yakni  Dosen Perencanaan Wilayah Universitas Diponegoro,  Okto R. Manullang.  Ia menerangkan mengenai perluanya penguatan konektivitas dalam sistem logistik. Berdasarkan data The Logistics Performance Index (LPI) pada tahun 2018 menurutnya Indonesia menempati posisi 46 dari 160 negara, dengan rata-rata skor 3.15. Posisi tersebut berada di bawah Singapura yang berada di peringkat 7, Thailand 32, Vietnam 39, dan Malaysia 41.

Menurutnya Indeks Kinerja Logistik yang tergolong rendah ini perlu ditingkatkan dengan peningkatan pembangunan infrastruktur terutama terkait konektivitas. Selain itu proses perizinan (bea cukai) juga perlu ditingkatkan untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.

Narasumber lain kegiatan ini  adalah Pakar Pengembangan  Galang-Batang-Bintang, Purba Robert M.Sianipar yang menerangkan mengenai peluang dan tantangan Kawasan Batam Bintan sebagai penerima manfaat pembangunan jembatan itu.  

Narasumber selanjutnya yakni Kasubdit Rencana Teknis Pembangunan Jembatan Direktorat Pembangunan Jembatan Ditjen Bina Marga  Thabrani. Ia membahas mengenai manfaat jangka panjang Pembangunan Jembatan Batam – Bintan dalam Pengembangan Kawasan Batam – Bintan – Karimun (BBK). 

Sedangkan sebagai penanggap dari diskusi ini adalah Pejabat Fungsional Kementerian PUPR,  Firman Hatorongan Napitupulu dan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kepulauan Riau, Faisal. (Hen/infobpiw)

 

 

Bagikan / Cetak:

Berita Terkait: