Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kepala BPIW, Hermanto Hardak menyatakan, selama ini Kementerian PUPR konsen mendukung pengembangan wilayah Metropolitan Cekungan Bandung, terutama Kota Bandung.
“Kementerian PUPR melalui BPIW akan terus meningkatkan perhatian dan dukungan ke wilayah Kota Bandung dalam rangka mendukung kota inti kawasan metropolitan cekungan Bandung,” terang Dardak didampingi Sekretaris BPIW, Dadang Rukmana, Kepala Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR, BPIW, Hadi Sucahyono, Kepala Pusat Pemograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR, BPIW, Harris Hasudungan Batubara saat menyambut kunjungan Walikota Bandung, Ridwan Kamil ke BPIW di Ruang Rapat BPIW, Selasa malam (13/9).
Hadir pada acara tersebut perwakilan dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian PUPR, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Ditjen Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR.
Dardak menjelaskan, saat ini dalam mewujudkan pencapaian sasaran strategis PUPR dilakukan perencanaan, pemrograman, dan pembangunan infrastruktur melalui pola pendekatan wilayah atau Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). “Seluruh wilayah di Indonesia dikelompokan menjadi 35 WPS,” terangnya.
Kota Bandung sendiri, lanjut Dardak, masuk dalam WPS 8, yakni WPS Jakarta- Bandung-Cirebon-Semarang. “WPS Bandung termasuk kriteria WPS yang sudah berkembang. Dari 35 WPS yang ada kriterianya, WPS sudah berkembang, sedang berkembang dan pengembangan baru,” terangnya.
Pengembangan berbasis WPS, lanjut Dardak, merupakan pendekatan pembangunan yang memadukan antara pengembangan wilayah dengan market driven (arah pasar) sesuai daya dukung dan daya tampungnya dengan fokus pengembangan infrastruktur di kawasan perkotaan untuk mendukung penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan.
Dengan demikian, lanjutnya, dibutuhkan rencana terpadu antara infrastruktur dengan perkotaan strategis sesuai dengan hirarkinya, yakni Metropolitan, Perkotaan Sedang, Perkotaan Kecil serta Perdesaan. “Dengan demikian, kita dapat menyiapkan wilayah perkotaan yang ke depannya memiliki daya saing tinggi,” terangnya.
Terkait pengembangan infrastruktur di Kawasan Metropolitan Cekungan Bandung, Dardak mengatakan, saat ini Kementerian PUPR telah melakukan banyak dukungan pembangunan infrastruktur, mulai dari pembangunan Jalan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja), Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), peningkatan jalan akses Batu Jajar-Soreang-Pantai Selatan, peningkatan akses Kota Bandung-Banjaran-Soreang, peningkatan akses Banjaran-Pantai Selatan, peningkatan Rancaekek-Majalaya, peningkatan akses keluar Kota Bandung menuju bagian Timur.
Selain itu, ada normalisasi Sungai Cimande, normalisasi Sungai Cikeruh, normalisasi Sungai Cikijing, normalisasi Sungai Citarum, peningkatan Kapasitas Citarum Hulu Pembangunan Waduk (Santosa, Cikapundung/Cikukang, Citarik, Sukawana), pembangunan kolam retensi Cieunteung, floodway Cisangkuy, pembangunan ground reservoir pengendali banjir di wilayah Gedebage, pembangunan kolam retensi di wilayah Gedebage.
“Termasuk restorasi Cikapundung, Kota Bandung serta pembangunan tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Regional Legok Nangka,” terangnya.
Sementara itu, Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan, niat kedatangan ke BPIW untuk menyampaikan rencana-rencana pembangunan infrastuktur Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Selain itu, untuk menggalang dukungan dalam rangka mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur di Kota Bandung.
Kang Emil menyatakan, saat ini Pemkot Bandung telah banyak membuat perencanaan pembangunan infrastruktur, salah satunya pembuatan danau-danau kecil yang dapat berfungsi untuk meredam banjir di Kota Bandung dan dapat lebih mempercantik wajah Kota Bandung.
“Untuk danau-danau yang akan dibangun memang kecil-kecil namun akan dibuat banyak, sehingga akan efektif meredam banjir,” papar Kang Emil seraya menambahkan, danau-danau itu juga didesain cantik, agar semakin nyaman untuk warga berinteraksi termasuk menarik minat wisatawan dalam dan luar negeri.
Selain itu, lanjut Emil, perencanaan pembangunan infrastruktur yang telah dibuat Pemkot Bandung adalah, pembangunan rusun Cingised dan Rancacili, peningkatan kualitas pemukiman kumuh kota, normalisasi Sungai Citepus, normalisasi Sungai Cinambo, pembangunan pengendali banjir Gedebage, pembangunan kolam retensi Gedebage, dukungan prasarana dan sarana dasar revitalisasi kawasan Tamansari, pembangunan fly over Kopo, Moh. Toha, Pasirkoja dan Nurtanio, pembangunan Underpass Cibiru serta termasuk rehabilitasi jembatan gantung.
Kang Emil juga memaparkan, saat ini kapasitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung belum mampu membiayai secara ideal pembangunan infrastruktur di Kota Bandung. “Iya kami kalkulasi kebutuhan ideal untuk pembangunan di Kota Bandung mencapai Rp 60 triliun, namun kemampuan APBD baru mencapai Rp 15 triliun, sehingga ada kekurangannya mencapai Rp 45 triliun,” terangnya.
Dengan begitu, ujar Kang Emil, jajarannya melakukan berbagai upaya agar dapat melakukan pembangunan yang optimal di Kota Bandung. “Kami mendatangi berbagai pihak tiga (swasta), seperti ke Singapura, London dan lainnya. Kami ingin melibatkan banyak pihak untuk berpatisipasi dalam percepatan pembangunan di Kota Bandung. Selain tentu mengoptimalkan APBD dan ABPN,” terangnya.(ris/HumasBPIW)