BPIW dan ITB Gelar FGD Ketiga Fokus Penguatan Data Distribusi Pangan Mendukung Perencanaan Infrastruktur Wilayah

Sekretaris BPIW, Riska, saat memberi sambutan acara


Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) ketiga yang mengangkat tema “Data dan Analisis Distribusi Pangan dalam Swasembada Pangan, Energi, dan Air untuk Mendukung Penguatan Data Perencanaan Pengembangan Wilayah”. FGD yang merupakan rangkaian program kerjasama BPIW Kementerian PU dan ITB ini dilaksanakan di Conference Hall B, Gedung Center for Research and Service (CRCS) ITB Bandung, pada Kamis-Jumat, 20-21 November 2025.
FGD ini bertujuan untuk menstandardisasi metode pengumpulan data dan analisis ketahanan pangan; menghasilkan pedoman yang dapat diimplementasikan oleh BPIW dan instansi teknis; serta mengintegrasikan aspek ketahanan pangan ke dalam rencana pengembangan infrastruktur wilayah secara sistematis dan berkelanjutan.
Dalam kesempatan ini dihadirkan empat narasumber ahli yaitu Dr. Kelik Budiana dari Badan Pangan Nasional; Taufiq Hidayat Putra, Ph.D dari Bappenas; Prof. Dr. Eng. Pradono, S.E, M.Ec.Dev.dan Prof. Sri Maryati dari Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB.
Sekretaris BPIW, Riska Rahmadia, dalam sambutannya menegaskan “Pelibatan berbagai ahli dan stakeholder ini untuk menganalisa dan mengetahui Infrastruktur PU yang seperti apa yang harus disiapkan untuk mendukung terwujudnya swasembada/ketahanan pangan yang merupakan amanat dalam Asta Cita.”
Narasumber pertama, Dr. Kelik Budiana, selaku Kepala Pusat Data dan Informasi Pangan Badan Pangan Nasional, memaparkan kondisi ketersediaan data distribusi dan logistik pangan nasional. Ia menekankan pentingnya data yang terstandar dan terintegrasi, mulai dari neraca pangan, stok cadangan, harga, hingga fasilitasi distribusi. Ia juga menyoroti kendala utama seperti perbedaan format data antarinstansi, belum adanya kode referensi komoditas yang seragam, serta keterbatasan infrastruktur data. Dr. Kelik menegaskan perlunya integrasi seluruh data tersebut ke dalam satu sistem distribusi pangan nasional sebagai dasar perencanaan yang lebih akurat dan responsif.
Narasumber kedua, Taufiq Hidayat Putra, S.T., M.Eng., Ph.D., Direktur Kemitraan dan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Bappenas, memaparkan arahan kebijakan Konektivitas Sistem Logistik Nasional. Ia menegaskan pentingnya tata kelola logistik yang terintegrasi sebagai fondasi swasembada pangan, energi, dan air. Penguatan jaringan transportasi, pusat distribusi, serta konektivitas antarwilayah menjadi strategi utama. Ia menekankan bahwa keterpaduan infrastruktur logistik adalah kunci efisiensi rantai pasok nasional.
Sebagai penguatan akademis, Prof. Dr. Eng. Pradono, S.E., M.Ec.Dev. dari ITB memaparkan materi tentang pengembangan indikator distribusi dan logistik pangan. Inti paparannya menekankan perlunya indikator yang terukur, relevan, dan berbasis data spasial untuk menilai efisiensi, kualitas, serta ketahanan rantai pasok pangan. Indikator ini penting agar perencanaan infrastruktur dapat langsung menyasar bottleneck logistik dan potensi food loss.
Pada hari kedua, dilakukan pemaparan dari Prof. Sri Maryati dari ITB mengenai Kerangka Logistik Pangan dan Permasalahan Distribusi; Integrasi Data Transportasi dan Analisis Spasial untuk Swasembada Pangan, Energi, dan Air; serta Analisis Spasial Distribusi dan Jaringan Transportasi Pangan. (MBA/Tiara)





