Selama ini wisata Indonesia selalu identik dengan keindahan alam dan kekayaan budayanya. Hal tersebut yang membuat pengembangan kawasan pariwisata di Indonesia terus mendapat perhatian. Pernyataan itu terungkap dalam Rapat Accelerating Tourism Competitiveness in Indonesia di Gedung BPPT, Jakarta, Rabu (23/9/2015).
Rapat yang di hadiri pejabat perwakilan Kemenko Bidang Maritim dan Sumber Daya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), BAPPENAS dan The World Bank Group ini membahas mengenai pengembangan kawasan pariwisata di Indonesia baik dari segi potensi yang dapat digali maupun dari segi kompetisi denga negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR, Hermanto Dardak mengungkapkan, saat ini pembangunan ruang wilayah nasional di Indonesia dilakukan melalui metode perencanaan pengembangan 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) sebagai basis perencanaan keterpaduan infrastruktur di Indonesia.
"Salah satunya, pengembangan WPS kawasan pariwisata yang sudah direncanakan adalah pengembangan kawasan Pulau Lombok yang akan dikonsenterasikan di Lombok Tengah dan Lombok Utara. Di Lombok Tengah ada kawasan Mandalika yang disiapkan untuk menunjang industri agro dan ekowisata karena panorama alamnya yang memukau, pasir putih dan alamnya yang eksotis," ungkap Dardak.
Tak hanya itu, Dardak mengakui, jajarannya telah merencanakan Pembangunan Kota Baru Bandar Kayangan yang cukup penting mengingat mulai ramainya arus lalu lintas perdagangan kapal-kapal besar di daerah Lombok Utara.
Sementara itu, Alexandra Drees, selaku perwakilan dari The World Bank yang hadir dalam rapat tersebut menjelaskan bahwa pihaknya tertarik terlibat dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. Soalnya, potensi yang dimiliki Indonesia sangat besar. Potensi pariwisata didukung oleh beberapa faktor seperti faktor alam seperti gunung-gunung di Indonesia, pelestarian Komodo dan Orang Utan serta keindahan pantai-pantai di Indonesia yang sudah diakui oleh dunia. Maka dari itu, pihak The World Bank siap untuk mendukung langkah Kementerian PUPR dalam mengembangkan kawasan pariwisata, mengingat The World Bank sudah berpengalaman dalam bidang pariwisata selama kurang lebih 60 tahun dan The World Bank juga pernah mendukung kawasan pariwisata Nusa Dua, Bali pada tahun 1970 dari segi infrastruktur, manajemen lingkungan beserta implementasinya.
“Namun kami melihat, saat ini potensi beberapa kawasan pariwisata di Indonesia masih banyak yang dapat digali lagi secara maksimal, baik dari segi infrastruktur jalan, jasa pelayanan turis, kebersihan dan keberlangsungan lingkungannya,” terangnya.
Kendati begitu, pihaknya mengapresiasi Pemerintah Indonesia, termasuk Kementerian PUPR yang berupaya meningkatkan infrastuktur dalam upaya meningkatkan sektor pariwisata di Indonesia. (INI/YA)