Badan Pengembangan Infrastrukur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkomitmen mendukung terus pengembangan pariwisata agar tingkat kunjungan wisatan domestik dan mancanegara ke Provinsi Bali terus meningkat. Hal itu diketahui dalam Kunjungan Kerja (Kunker) Tim BPIW yang dipimpin langsung Kepala BPIW, Yudha Mediawan ke sejumlah infrastruktur pendukung pariwisata di Provinsi Bali, Kamis-Jumat, 2-3 November 2023.
Kunker Tim BPIW ini diikuti juga Kepala Pusat Pengembangan Infrastrukur Wilayah Nasional (Kapusnas), Zevi Azzaino serta perwakilan Unit Pelaksana Teknis/Balai Kementerian PUPR di Provinsi Bali. Tim BPIW mengawali kunker dengan mendatangi Bendung Gerak Tukad Mati yang berada di perbatasan Kota Denpasar-Kabupaten Badung. Bendung ini merupakan prasarana pengendali banjir.
Bendung itu memberi manfaat dalam mengurangi risiko bencana banjir di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, yakni area Kuta, Seminyak, dan Legian yang menjadi pusat kegiatan pariwisata internasional. Tukad Mati merupakan aliran sungai yang tidak memiliki pusat mata air. Tukad Mati memiliki fungsi utama sebagai drainase wilayah perkotaan. Tukad Mati membelah sebagian Kota Denpasar dan Kabupaten Badung dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 39,43 km2 dan panjang sungai utama 22,49 km.
Kemudian, Tim BPIW mengunjungi Jembatan Merah di Kawasan Pusat Kebudayaan Bali. Saat ini Kawasan Pusat Kebudayaan Bali ditata menjadi tiga zona, yakni Zona Inti dengan luas 43 hektare untuk membangun 15 fasilitas pentas seni dan 12 museum tematik. Zona Penunjang dengan luas 128 hektare untuk membangun berbagai fasilitas komersial, antara lain hotel, restoran, Auditorium Bung Karno dan lainnya. Selanjutnya Zona Penyangga dengan luas 166 hektare untuk membangun Jalan, Kanal Tukad Unda, Embung Unda, Pelabuhan, Marina, ruang terbuka hijau dan lainnya.
Tak hanya itu, Kunker Tim BPIW juga mengunjungi pembangunan prasarana pengendali banjir Tukad Unda di Desa Tangkas, Kabupaten Klungkung, Bali. Program penataan dan normalisasi sungai tersebut untuk memberi manfaat dalam mengurangi risiko bencana banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Unda yang menjadi salah satu pusat kegiatan pariwisata internasional di Provinsi Bali. Pembangunan yang dilaksanakan antara lain, pembangunan tanggul, checkdam, jetty dan ground sill. Tanggul di bagian hilir dibangun sistem tanggul ganda dengan kapasitas debit banjir 50 tahun.
Selain itu, kunker berlanjut ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu, di Kota Denpasar, Provinsi Bali. Sistem pengolahan di TPST Kesiman Kertalangu memproses sampah menjadi bahan bakar melalui teknologi Refuse Derived Fuel (RDF). Dalam prosesnya, sampah dikeringkan untuk menurunkan kadar airnya. Kemudian, dikeringkan menjadi bahan bakar.
Terakhir, Tim BPIW mengunjungi Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) di Kota Denpasar, Provinsi Bali. Keberadaan IPAL Suwung tersebut diharapkan menciptakan kawasan pesisir terbebas dari bakteri ecoli (Escherichia coli) dan limbah domestik. Air limbah yang diproses di IPAL Suwung berasal dari domestik rumah tangga, restauran dan hotel di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.
Kepala BPIW, Yuda Mediawan di sela-sela kunker berharap, pengelolaan Bendung Gerak Tukad Mati dapat terus dilakukan updating, agar pusat kegiatan pariwisata internasional selalu terbebas banjir. Termasuk TPST Kesiman Kertalangu dan IPAL Suwung, lanjutnya, infrastruktur tersebut perlu selalu dikawal, agar dapat terus beroperasi, sehingga memberi dampak positif pada sektor pariwisata di Provinsi Bali.(Ris/Tiara)