Pariwisata sebagai sektor yang menjanjikan, sehingga untuk pembangunannya telah ditetapkan tim koordinasi Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB), dengan Ketua Tim Pengarah yaitu Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Wakil Tim Pengarah yaitu Menteri PUPR, Menteri Pariwisata. Sedangkan Kepala BPIW selaku Wakil Ketua Tim Pelaksana.
Tujuan dari P3TB akan dituangkan pada Rencana Induk Pariwisata Terpadu (RIPT) atau Integrated Tourism Master Plan (ITMP) pada Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP). BPIW Kementerian PUPR saat ini sedang menyusun ITMP untuk Wakatobi Sulawesi Tenggara. Kepala BPIW Rachman Arief Dienaputra meminta agar tim penyusun ITMP dapat memperhatikan local wisdom atau kearifan lokal yang menjadi kekayaan budaya masyarakat sekitar selain dari potensi utama Wakatobi yaitu kekayaan biodiversitas-nya.
“Local wisdom ini penting, karena ITMP dibuat untuk membantu peningkatan angka kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun lokal. Jadi local wisdom sudah sepatutnya diangkat agar menjadi daya tarik wisatawan,” ujar Rachman saat memimpin rapat koordinasi penyusunan ITMP Wakatobi, Selasa, 14 September 2021.
Selain itu Rachman juga meminta tim penyusun juga untuk berkoordinasi dengan unit organisasi (unor) yang sedang membangun infrastruktur PUPR atau yang akan melakukan percepatan pembangunan infrastruktur PUPR di wilayah Wakatobi, agar infrastruktur yang dibangun, sejalan dengan ITMP yang dibuat. “Koordinasikan dengan unor terkait seperti dengan Ditjen Cipta Karya dan Ditjen Sumber Daya Air, karena mereka sedang dan akan membangun infrastruktur di Wakatobi. Koordinasi perlu dilakukan segera agar infrastruktur yang dibuat sama dengan garis besar yang tertuang dalam ITMP ini,” tuturnya.
Dalam penyusunan ITMP telah dilakukan kerja sama dengan Bank Dunia melalui Integrated Tourism Development Program (ITDP), yaitu telah disusun pada batch pertama yakni ITMP Danau Toba, Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, dan Lombok. Kemudian dilanjutkan penyusunan pada batch kedua yakni ITMP Komodo-Labuan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, dan Wakatobi.
Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah III Manggas Rudy Siahaan menambahkan baseline report menjadi hal yang penting untuk diacu pada penyusunan ITMP tersebut. Pada baseline report dapat memberikan big picture pengembangan Wakatobi, yang memasukkan hubungan pengembangan pariwisata Wakatobi terhadap regional Sulawesi Tenggara, Pulau Sulawesi, Nasional dan Internasional, yaitu untuk melihat aspek penting demi kelangsungan pariwisata dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
ITMP Wakatobi dapat menjadi panduan bagi stakeholder terkait dalam bentuk indikasi program pembangunan yang disertai skenario investasi yang realistis. “Kajian harus dapat menyesuaikan kondisi perkembangan yang muncul pada saat penyusunan ITMP Wakatobi. Dalam pelaksanaan penyusunan ITMP Wakatobi perlu dilakukan evaluasi secara berkala, agar target dapat tercapai,” ujarnya.
Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah II Kuswardono meminta agar tim penyusun dapat memberikan analisis terkait pengembangan Wakatobi kedepan. “Analisis terkait kondisi 25 tahun kedepan seperti apa kondisi Wakatobi,” tuturnya. Ia juga meminta agar dianalisis kondisi lingkungan, karena dengan adanya analisis tersebut dapat menjadi landasan dalam pengembangan pariwisata di kawasan tersebut agar tidak melampaui batas daya dukung lingkungannya. Kegiatan tersebut dihadiri tim penyusun ITMP Wakatobi diantaranya Thomas Bauer, Dicky Handrianto, dan Myra Gunawan. Selain itu dihadiri Subkoor Pengembangan Infrastruktur Sulsel, Sultra, dan Sulbar III A BPIW Panji Estutama. (Hen/infobpiw)