BPIW Komitmen untuk Terus Membangun Budaya Kerja yang Kondusif

Layanan Informasi BPIW     |     06 Jun 2018     |     03:06     |     1259
BPIW Komitmen untuk Terus Membangun Budaya Kerja yang Kondusif

Sekretariat Badan Pengembangan Infrastuktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkomitmen untuk terus membangun budaya kerja yang kondusif di lingkungan BPIW.

Sekretaris BPIW Kementerian PUPR, Firman H. Napitupulu mengatakan, esensi pengelolaan negara yang efektif dari sisi manajemen memiliki peran dalam menciptakan kelancaran operasional dan produktivitas organisasi kerja. Salah satunya melalui budaya kerja yang kondusif.

“Unit organisasi yang memiliki SDM (Sumber Daya Manusia,-red)  bagus dan anggaran besar tidak menutup kemungkinan mengalami kegagalan, karena budaya kerja yang tidak sesuai tujuan organisasi. Sebaliknya, unit organisasi yang sama, dengan anggaran seadanya dapat tumbuh baik karena ada budaya kerja yang kondusif," ungkap Firman saat membuka acara Internalisasi dan Dukungan Dimensi Religi dalam Penerapan Budaya Kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) BPIW, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Firman meyakini, budaya kerja yang tepat akan mendukung kinerja pegawai mencapai sasaran mutu yang efektif. "Saya kira di BPIW, para pegawainya itu perlu berfikir out of the box (keluar dari biasanya,-red) dalam rangka mencari formulasi perencanaan dan pemrograman sesuai garis tujuan didirikannya BPIW,” ungkap Firman.

Lanjutnya, kegiatan ini diharapkan dapat menambah pemahaman pegawai mengenai peraturan kepegawaian. Sehingga, memudahkan Sekretariat BPIW yang berkewajiban memberikan dukungan manajemen kepada seluruh jajaran di lingkungan BPIW, untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu, Firman menerangkan bahwa Sekretariat BPIW juga dapat berperan aktif untuk mendukung pencapaian tugas substantif.

Hadir sebagai narasumber, Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana, Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana, Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR, Respanti Yuwono mengungkapkan seluruh pegawai di Kementerian PUPR memang senantiasa didorong untuk memegang budaya kerja Kementerian PUPR. Seperti, bekerja dengan orientasi pencapaian misi. "Yakni tidak akan berhenti sebelum pekerjaan selesai," terangnya. Kemudian, meningkatkan kerjasama tim untuk mewujudkan sinergitas dalam pembangunan infrastruktur dan mempunyai kejujuran, profesional serta akhlakul karimah. Semua itu dijadikan nilai budaya organisasi Kementerian PUPR yang kemudian disebut IPROVE (Integritas, Profesional, Orientasi Misi, Visioner, Etika – Akhlakul Karimah).

Ia juga menambahkan, ASN memiliki tiga peran, yakni pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Artinya, ketiga peran ini harus diiringi dengan nilai budaya kerja sehingga mendesain karakter service. “Bagaimana orang yang bertugas memiliki karakter melayani,” terangnya.

Sebelum berakhir, acara dilanjutkan kembali dengan siraman rohani dari Ustad Abdi Kurnia Djohan. Ia memaparkan, Iman dan Islam harus berbuah pada perbuatan, bukan sebatas ucapan yakni berupa takwa. "Jadi umat Islam yang mengaku beriman, tidak cukup dengan pengakuan saja, namun harus berimplikasi pada perbuatan sehari-hari," terangnya.

Ia menerangkan, Islam itu agama rahmat, agama kasih sayang dan agama yang peduli sesama. Dengan begitu, orang yang mengaku beriman dan Islam perlu mengimplementasikan dalam prilaku sehari-harinya yang mencerminkan Islam, yakni berperilaku menebar rahmat, menebar kasih sayang, keselamatan termasuk peduli sesama dan lainnya.(ris/bil/InfoBPIW)

Bagikan / Cetak:

Berita Terkait: