BPIW Laksanakan Rapat Koordinasi Terkait ICP di Purwokerto
Kepala Pusat Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional BPIW Kementerian PU, Zevi
Azzaino melaksanakan rapat koordinasi terkait Integrated City Planning (ICP) di Purwokerto, 19 Juni
2025. Rapat koordinasi tersebut dihadiri beberapa pejabat daerah dan instansi terkait antara lain
Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono dan Asisten Perekonomian Pembangunan Sekretariat Daerah
Kabupaten Banyumas, Junaidi.
Dalam paparannya Zevi Azzaino menjelaskan rapat koordinasi tersebut untuk menindaklanjuti kunjungan
Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah II dan Ketua Central Project Management Unit (CPMU)
National Urban Development Project (NUDP) pada tanggal 22 Mei 2025 lalu.
Dijelaskannya bahwa NUDP bertujuan untuk mewujudkan kota-kota menjadi kota yang layak, hijau, dan
cerdas dengan standar global serta meningkatkan kapasitas kelembagaan perkotaaan terkait manajemen
proyek dan pembiayaan.
“Kegiatan NUDP melibatkan Project Management Unit atau PMU dari Kementerian PPN/Bappenas dan
Kementerian Dalam Negeri, dengan lingkup penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan perkotaan
nasional, penyusunan perencanaan dan kerangka investasi perkotaan, serta peningkatan kapasitas
daerah,” tuturnya.
Zevi juga mengatakan bahwa proyek percontohan NUDP melalui kegiatan ICP berada di 23 Kota, termasuk
di Purwokerto. Kegiatan ICP terdiri atas tiga komponen, yaitu perencanaan dan perancangan pada skala
kota, kawasan prioritas, distrik, dan lingkungan.
Ia berharap rapat koordinasi yang dilakukan ini dapat menyepakati priority area yang selanjutnya
akan didetailkan dalam konsep desain dan menjaring masukan pengembangan pada kawasan prioritas
tersebut.
Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono menambahkan ada beberapa kawasan prioritas di Kabupaten
Banyumas, seperti kawasan pendidikan antara lain kawasan di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed),
Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Saizu. Dikatakannya
bahwa kawasan pariwisata di Banyumas berkembang pesat sejak Covid lalu, namun penataannya masih
perlu ditingkatkan.
“Kami juga punya aset Kebon Dalem (pusat kuliner), 19 tahun dikuasai oleh pihak ketiga. Sejak saya
menjadi wakil bupati diambil alih oleh Pemkab, konsepnya ingin menjadikan pusat kuliner yang
digabung dengan kegiatan anak-anak muda, seperti yang ada di Jakarta. Minat investasi sudah banyak,”
jelasnya.
Sadewo juga menyebutkan bahwa Banyumas telah menjadi percontohan pengelolaan sampah se-Asia
Tenggara. Terkait pengelolaan sampah ini menurutnya tata kelola sudah baik dan ekosistem sudah
terbentuk, namun dalam pengelolaan lebih lanjut terbentur pada keterbatasan anggaran.
Selain itu menurutnya sudah diusulkan agar Tol Pejagan-Cilacap dimasukkan ke Proyek Strategis
Nasional (PSN). Mengenai hal ini kata Sadewo, salah satu investor luar negeri menyatakan minat untuk
berinvestasi dan sudah dipertemukan dengan Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan
Umum.
Asisten Perekonomian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Banyumas, Junaidi, juga menyampaikan
bahwa empat kawasan prioritas di Banyuman yakni kawasan pendidikan Unsoed, koridor wisata kuliner,
kawasan pusat pemukiman padat stasiun, dan kawasan genangan Bung Karno. “Pertemuan hari ini untuk
menentukan mana kawasan prioritas yang terpilih, yang selanjutnya akan dikaji oleh Tim dari
Kementerian PU,” tandasnya.
Rapat koordinasi ini juga dihadiri para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Banyumas. Selain itu dihadiri Ketua CPMU, PMU, dan
Project Implementation Unit (PIU) NUDP, serta para Kepala Balai Besar dan Balai di lingkungan
Kementerian PU. (**)