BPIW Siapkan Pola Kerjasama Pengelolaan Anjungan Cerdas
Dalam rangka melakukan persiapan kerjasama pengelolaan Anjungan Cerdas, Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar
“Workshop Penyiapan Kerjasama Pengelolaan Anjungan Cerdas” di Badung, Provinsi Bali, Jumat, (24/11).
Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono saat menyampaikan
arahan mengatakan, hadirnya workshop ini diharapkan memunculkan umpan balik dari peserta. Pasalnya,
saat ini pembangunan Anjungan Cerdas sudah hampir selesai.
“Tepatnya, sekitar awal tahun depan (2018,-red) pembangunan Anjungan Cerdas telah selesai, sehingga
dibutuhkan pengelolaan untuk keberlajutannya,” ungkap Hadi.
Ia menjelaskan, salah satunya model pengembangan growth center (pusat pertumbuhan,-red) yang tengah
dilaksanakan BPIW adalah pembangunan Anjungan Cerdas. Pembangunan model Anjungan Cerdas yang
dikembangkan BPIW saat ini ada di dua lokasi, yakni di kawasan Bendungan Tugu, Kabupaten Trenggalek,
Jawa Timur dan kawasan Rambut Siwi, Kabupaten Jembrana, Bali.
“Untuk pembangunan Anjungan Cerdas di Bali sendiri, memanfaatkan jaringan infrastruktur di koridor
Bali bagian barat dan selatan,” terangnya. Menurutnya, Anjungan Cerdas merupakan integrasi
pembangunan infrastruktur PUPR yang memiliki multifungsi.
“Mulai dari berfungsi sebagai rest area (tempat istirahat,-red) dengan tambahan fungsi lain, yaitu
sarana penyampaian informasi tentang infrastruktur PUPR dan penyediaan gedung serbaguna, sarana
edukasi tentang infrastruktur PUPR, museum dan galeri, pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)
seperti kuliner, kerajinan lokal dan lainnya,” terang Hadi.
Selain itu, lanjutnya, sarana untuk pengembangan kesenian lokal, berupa tempat pertunjukan kesenian
dengan penyediaan amphitheater, gardu pandang untuk pembangunan infrastruktur serta penyediaan
jaringan internet gratis.
Terkait pengelolaan Anjungan Cerdas, Hadi menerangkan, sebetulnya ada sejumlah peluang, yakni
seutuhnya pemerintah pusat dan daerah, swasta murni dan gabungan antara pemerintah dan swasta. “Kita
berharap pilihan yang diambil nanti, merupakan pilihan yang terbaik yang dapat membawa dampak
positif bagi masyarakat luas,” terangnya.
Menurutnya, peran berbagai stakeholder dalam pengelolaan Anjungan Cerdas memang perlu ditentukan
dengan jelas, agar nantinya Anjungan Cerdas dapat beroperasi dengan optimal.
Di tempat yang sama, Kepala Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR, BPIW Kementerian PUPR, Bobby
Prabowo mengatakan, perencanaan pembangunan Anjungan Cerdas dapat dianggap sukses kalau setelah
selesai pembangunannya sudah ada pengelolanya.
“Dalam Anjungan Cerdas, sebetulnya pemerintah daerah diharapkan menjadi pengelola utamanya.
Mengingat, salah satu fungsi Anjungan Cerdas adalah pengembangan daerah sekitar,” terangnya. Ia
menambahkan, pemerintah daerah setempat pasti akan lebih mengenal kawasannya, sehingga informasi
yang akan disampaikan ke masyarakat sebagai target pengguna Anjungan Cerdas lebih akurat dan
informatif.
“Dalam pengelolaannya, pemerintah daerah memang tidak akan langsung dilepas oleh pemerintah pusat
dalam hal ini Kementerian PUPR, namun pada tahap berikutnya akan diarahkan lebih mandiri lagi,”
ungkap Boby.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Jembrana, Nengah Alit mengakui, pembangunan
Anjungan Cerdas semakin menambah semangat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana untuk semakin
mempromosikan potensi pariwisatanya.
Terlebih, sejak 2017 wisata asing mulai banyak mengunjungi destinasi di Jembrana. “Sebelumnya
Jembrana masih belum terlalu dilirik sebagai destinasi wisata yang menarik oleh wisatawan asing,”
terang Nengah.
Ia berharap, keberadaan Anjungan Cerdas turut mendongkrak kunjungan wisatawan asing ke Jembrana.
“Terlebih, ada sejumlah fasilitas pertunjukan seni tradisi yang dapat menjadi menjadi daya tarik
baru untuk wisatawan asing,” terang Nengah.
Kepala Bappeda dan Penanaman Modal Kabupaten Jembrana, I Ketut Swijana mengatakan, jalan nasional
penghubung Jawa–Bali– Nusa Tenggara Barat merupakan jalur sibuk. “Jalur itu sering dijuluki jalur
tengkorak karena seringnya terjadi kecelakaan, sehingga sangat cocok dengan adanya pembangunan
Anjungan Cerdas dengan konsep rest area untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan jalan,”
terangnya.
Untuk membuat Anjungan Cerdas semakin lengkap, lanjutnya, Pemkab Jembrana sudah menganggarkan dana
untuk membangun patung ikon dancing water, serta pertunjukan Makepung dan Jegog yang merupakan seni
asli Jembrana. “Hal ini untuk memperkuat daya tarik, agar dapat semakin banyak wisatawan domestik
serta manca negara berkunjung ke kawasan Jembrana,” terangnya.
Seperti diketahui, proses konstruksi Anjungan Cerdas akan selesai paling lambat April 2018.
Peresmian Anjungan Cerdas sendiri rencananya akan dilakukan langsung Menteri PUPR, Basuki
Hadimuljono. Saat peresmian nanti diharapkan semua klaster sudah siap dan terisi penuh berikut
konsep pengelolaannya.
Pada workshop tersebut hadir dari berbagai perwakilan, mulai dari Dinas Pariwisata Kabupaten
Jembrana, Bappeda dan Penanaman Modal Kabupaten Jembrana, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(KUKM) Kabupaten Jembrana, Komunitas Kuliner Jembrana, Komunitas Seni Tradisi dan lainnya yang
nantinya diharapkan menjadi mitra dalam pengelolaan Anjungan Cerdas.(timBPIW)